'Mengencani' Suzuki Nex II di Dalam Kota Selama 2 Jam

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Kamis, 12 Jul 2018 13:15 WIB
Suzuki mengundang jurnalis termasuk CNNIndonesia.com untuk membuktikan performa Nex II dengan menyusuri ruas jalan Ibukota Jakarta menuju Tangerang.
Suzuki Nex II diluncurkan di IIMS 2018. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mengawali tahun ini, Suzuki Indomobil Sales (SIS) meluncurkan Nex II yang menjadi pilihan baru konsumen di Indonesia. Skutik ini menyasar konsumen muda dengan desain lebih menarik dari model sebelumnya.

Seiring kemunculan desain barunya, Suzuki Indonesia membidik target penjualan sebesar 5.000 unit per bulan. Untuk membuktikan performa Nex II, Suzuki mengundang jurnalis termasuk CNNIndonesia.com menyusuri ruas jalan Ibukota Jakarta menuju kawasan Alam Sutra, Serpong, Tangerang.
Suzuki Nex II diuji para jurnalis dari Jakarta menuju Serpong, Tangerang.Suzuki Nex II diuji para jurnalis dari Jakarta menuju Serpong, Tangerang. (Foto: suzuki)
Dalam kesempatan ini, CNNIndonesia.com mendapat kesempatan menunggangi Nex II tipe standar. Tidak seperti tipe paling atas, Nex II tipe terendah tidak dilengkapi lampu LED, USB untuk mengisi daya baterai berbagai gawai.

Tapi itu tidak masalah. Sebab, secara garis besar penyegaran terhadap Nex II sudah ada pada semua varian, termasuk pada tipe terendah meliputi desain baru yang memang tampak lebih 'kekinian' dari generasi pertama.
Impresi awal duduk sebagai penumpang skutik 'mungil' sangat mengakomodasi pengendara tinggi badan 184 sentimeter. Desain bodi bagian depan juga tidak 'mengintimidasi' dengkul pengendara, karena masih menyisakan jarak dengan kompartemen di depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut ke bagian panel meter. Untuk bagian ini dibuat sederhana dengan jarum penunjuk. Meski desainnya tak mewah, namun memberi informasi akurat terkait kecepatan laju kendaraan dan isi bahan bakar yang tersisa di tangki.

Mesin pun dinyalakan, selanjutnya skutik diarahkan ke garis finish dengan menempuh jarak 50 kilometer perjalanan. Perjalanan dimulai sekitar pukul 10:00 WIB dari kawasan Kemang, Jakarta Selatan menuju Tangerang.

Oh ya, untuk diingat, bodinya yang ramping ternyata mudah diajak meliuk-liuk di padatnya jalan Jakarta. Unit tes yang CNNIndonesia.com uji begitu 'liar' dan mengikuti keinginan pengendara.
Bagian paling menarik adalah setang yang didesain pas untuk pengendara orang Asia. Berkendara pun sangat santai dan menjaga posisi badan agar tetap rileks saat membelah jalan Ibukota.

Suspensi Suzuki Nex II sanggup menopang bobot pengendara sampai 101 kilogram dan bodi tidak amblas. Peredam yang didesain agak kaku tersebut terbukti lebih stabil ketika motor diajak bermanuver ke kiri atau kanan dengan kecepatan sedang 40-50 km per jam. Kekurangannya pada saat melibas jalan rusak dan bergelomang yang menimbulkan efek mentul-mentul.

Karakter transmisi CVT

Nex II masih menggunakan mesin 115cc berteknologi SEP (Suzuki Eco Performance). Tapi produsen mengklaim mesin kali ini sudah mengalami penyempurnaan dari generasi sebelumnya.
Untuk membukti performa mesinnya saat diajak berakselerasi, bersama rombongan saya menjajal motor tersebut menyusuri jalan sepi sehingga tak sungkan untuk memutar selongsong gas sampai mentok.

Agak sedikit kecewa karena mesin tidak bisa meladeni keinginan. Terdengar suara raungan mesin, namun motor tidak melesat cepat. Ini saya bandingkan dengan produk sekelas buatan kompetitor. Bisa dibilang kemampuan mesin Nex II lebih lemah dari pesaingnya.
Suzuki Nex II dilengkapai mesin 115 cc.Suzuki Nex II dilengkapai mesin 115 cc. (Foto: suzuki)
Terlepas dari itu, CNNIndonesia.com terkesima membahas efisiensi BBM. Berdasarkan internal SIS, motor cuma membutuhkan satu liter bahan bakar untuk menempuh jarak 49 km dari Kemang menuju Serpong. Hasil tersebut perjalanan dalam kota, bagaimana dengan perjalanan ke luar kota? Harusnya lebih efisien.

Terlepas dari itu kemampuan mesinnya sudah memuaskan bagi konsumen yang ingin motor santai.
Kesimpulan

Suzuki Nex II benar-benar dilahirkan sebagai kendaraan perkotaan. Bentuknya sudah disesuaikan untuk mengakomodasi keinginan konsumen di Indonesia, walau harus membenahi kompartemen di balik jok. Umumnya konsumen butuh ruang untuk menyimpan barang bawaan seperti helm atau tas kecil. Keterbatasan tempat ini bisa mengurungkan niat beli konsumen.

Kelebihan

Suspensi tidak diragukan lagi dan minim getaran. Harga kompetitif di angka Rp13,95 juta on-the-road Jakarta.

Kekurangan

Minim ruang penyimpanan dan fitur penunjang lain. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER