Jakarta, CNN Indonesia -- Dolar yang terus perkasa terhadap rupiah membuat produsen otomotif di dalam negeri harus 'memutar otak' agar proses jual beli tak berujung buntung. Saat ini diketahui nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah cukup lama bertengger di atas Rp14 ribu.
Asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang menaungi para perusahaan otomotif di Tanah Air telah mengimbau kepada setiap anggotanya untuk menetapkan harga baru produk. Gaikindo menilai jika produsen bertahan dengan harga lama bisa mendatangkan kerugian.
Meski sudah diimbau, masing-masing produsen ternyata memiliki cara tersendiri menyikapi melemahnya rupiah. Toyota Astra Motor (TAM) masih percaya diri dengan mempertahankan harga lama untuk setiap kendaraannya.
Dijelaskan
Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto, Toyota berani menahan harga lantaran pihaknya sudah menggunakan skema
hedging atau strategi
trading untuk melindungi dana
trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana
hedging melindungi risiko atau nilai hutang atau kendaraan kami terhadap fluktuasi
action rate.
Nah itu kami lakukan.
So far jadi dalam posisi kami masih aman," kata Soerjopranoto saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
Ia menjelaskan selain masih dilindungi
hedging, merek terlaris di Indonesia ini sedang memantau upaya-upaya pemerintah buat menanggulangi anjloknya nilai tukar rupiah. Toyota tidak mau segera menaikan harga produk, sebab masih ada kemungkinan nilai tukar dolar AS turun.
"Kalau kami lihat pemerintah lagi usaha, terus dia buat komite.
Nah terus kami malah naikin harga, terus pada saat dolar turun, apa yang mau dilakukan oleh pelaku industri? Jadi apa yang kami lakukan adalah
wait and see," ujarnya.
Batas ToyotaSoerjopranoto juga menjelaskan, menaikan harga jual kendaraan tidak bisa sembarangan. Menurut dia ada beberapa kriteria yang dapat menjadi alasan Toyota merancang harga baru, salah satunya jika pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sampai 15 persen.
"Kedua, kalau naik konstan terus nerus (nilai tukar dollar AS). Contoh dari Rp13.400 kemudian di Rp14.700, itu artinya periode
hedging terlewati dan kami menganggap stabil dengan Rp14.700. Tapi kalau tidak
continue, dari Rp14.700 lalu kadang turun
nah kami susah menentukan jadi kami tetap memperhatikan konsumen kami," ungkapnya.
 Mitsubishi Xpander (Dok. Mitsubishi) |
MitsubishiBerbeda dari Toyota, Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) sudah menetapkan harga baru produk untuk menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah. Produk yang mendapat penyesuaian harga yaitu Pajero Sport dan Xpander.
Kepala Pemasaran dan Penjualan Grup MMKSI Imam Choeru Cahya menjelaskan Pajero Sport bakal dijual lebih mahal Rp5 juta dan MPV 'murah' Xpander dilego lebih tinggi Rp2 juta.
"Ya salah satu kami memutuskan naik harga pertimbangannya adalah
exchange rate yang rupiah terus melemah. Karena memang komponen lokalisasi sudah lebih dari 65 persen tapi masih ada 35 persennya masih impor kami belanjanya masih pakai mata uang asing, kami masih ada sedikit
adjustment per 1 Agustus nanti," kata Imam.
Direktur Penjualan dan Pemasaran Divisi MMKSI Irwan Kuncoro menambahkan kenaikan harga juga bakal dilakukan untuk seluruh model. Itu berarti termasuk Mirage, Delica, Outlander Sport, hingga Triton.
"Ya kami lihat nanti lah. Karena dari awal kurs itu harus diantisipasi tapi,
timing atau apanya yang jelas. Supaya kami tetap kompetitif dan dijangkau," kata Irwan.
(fea/mik)