Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akhirnya melakukan penyesuaian tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 terhadap 1.147 barang konsumsi dari luar negeri.
Berdasarkan informasi yang didapat, hasil tinjauan terhadap penyesuaian tarif PPh Pasal 22 untuk 1.147 barang konsumsi impor ini dilakukan melalui instrumen fiskal, yakni sebanyak 210 item komoditas yang sebelumnya dikenakan tarif PPh 22 sebesar 7,5 persen naik menjadi 10 persen untuk barang mewah, termasuk mobil impor utuh (CBU) bermesin di atas 3.000 cc dan sepeda motor bermesin besar (di atas 500 cc).
"Sebenarnya ini tools untuk menaikkan utilisasi, apalagi Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga naik pada bulan Agustus. Artinya, masih ada geliat positif dan upaya ekspansi dari sektor industri," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (5/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sektor otomotif ada tambahan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 10 persen sampai 125 persen. Ini belum termasuk bea masuk sebesar 50 persen kemudian akan ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen.
Jika ditotal mobil CBU yang akan masuk ke Indonesia akan dikenakan pajak cukup tinggi. Khusus mobil mewah mesin di atas 3.000 cc, dengan penambahan berbagai pajak maka akan dikenakan pajak hampir 200 persen (PPh, bea masuk 50 persen, PPN dan PPnBM).
"Mobil mewah ini sama sekali barang yang tidak penting bagi republik ini. Inilah yang akan kami lakukan, menaikkan bea masuk dari 10 persen-50 persen menjadi 50 persen semuanya," Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di kantornya, kemarin.
Penjelasan ini sekaligus membantah kabar bahwa pemerintah melarang impor mobil di atas 3.000 cc. Pemerintah membuka pintu mobil mewah masuk Indonesia, namun dengan pajak tinggi guna menekan pengeluaran devisa dari pemerintah.
Genjot EksporMenperin menyampaikan, beleid pengendalian impor diyakini pula dapat menggenjot produksi industri dalam negeri. Pada dasarnya, industri di Indonesia sudah ada dan siap menambah produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
"Salah satu contoh sektor yang tengah diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah, terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0, yakni sektor otomotif," ungkapnya.
Airlangga menyebutkan, misalnya komitmen investasi Toyota Group di Indonesia selama 2-3 tahun belakang ini mencapai Rp20 triliun. Kemudian, mereka menargetkan total ekspor mobil CBU untuk tahun ini sebanyak 217 ribu unit atau senilai lebih dari US$3 juta.
"Pertengahan bulan ini juga akan ada ekspor dari Suzuki, sehingga ekspor secara keseluruhan di tahun ini akan menembus hingga 250 ribu unit," ungkapnya.
(mik)