Jakarta, CNN Indonesia -- Merespon pengetatan regulasi emisi di Eropa,
Suzuki berencana menahan penjualan mobil bermesin dieselnya pada akhir tahun ini. Hal serupa juga akan dilakukan
Mitsubishi dengan menarik kendaraan penumpang diesel dari pasar Inggris dan Jerman.
Nikkei Asian Review memberitakan pada Minggu (15/10), pada awal tahun ini Suzuki telah mengambil langkah awal dengan menghentikan produksi mobil bermesin diesel di pabriknya di Hungaria. Dampaknya, sudah tidak ada penjualan mobil diesel Suzuki di Eropa.
Hingga pembukuan pada 31 Maret lalu, tercatat di bawah 10 persen dari total 281 ribu unit kendaraan yang dijual Suzuki di Eropa menggendong mesin diesel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau berhenti di Eropa, Suzuki tetap melanjutkan produksi dan penjualan di India. Di India, mobil diesel mewakili 30 persen dari seluruh penjualan domestik.
Sama seperti Suzuki, Mitsubishi juga mulai mengalihkan fokus dari model diesel dan telah menghentikan penjualan SUV serta mobil penumpang bermesin diesel di Inggris dan Jerman. Pengecualian diberikan pada pikap dan truk.
Mobil diesel Mitsubishi tercatat terjual 52 ribu unit atau mendekati 30 persen dari total penjualan Mitsubishi di Eropa.
Penarikan oleh Suzuki dan Mitsubishi menjadikan Mazda sebagai satu-satunya produsen mobil Jepang yang masih fokus pada mesin diesel di Eropa. Berlawanan dengan Nissan dan Toyota sudah menunjukan gelagat lari dari segmen ini. Mazda terus bertaruh pada mesin diesel walau industri otomotif benua biru menunjukan tren penurunan.
Emisi CO2 yang relatif lebih rendah dari mesin bensin membuat diesel sempat jadi pilihan populer bagi konsumen di Eropa. Tren ini berubah sejak munculnya skandal dieselgate yang mengungkap kecurangan Volkswagen pada pengetesan mobil diesel secara global pada 2015 lalu.
Riset dari IHS Markit menyebut jika pangsa pasar kendaraan diesel di Eropa mengalami penurunan dari yang sebelumnya menyentuh 50 persen pada 2011 lalu menjadi 44,4 persen pada 2017. Angka itu diperkirakan bakal menyusut hingga 32,5 persen di 2022 mendatang.
Sebagai upaya pemenuhan regulasi, negara Eropa seperti Inggris dan Prancis telah berjanji untuk melarang peredaran mobil bermesin bensin dan diesel pada 2040 nanti. Langkah awal juga sudah dilakukan Jerman pada Februari lalu yang mengizinkan wilayah-wilayah di negara tersebut untuk melarang beroperasinya kendaraan kendaraan tertentu demi kualitas udara yang lebih baik.
(gfs/fea)