Jakarta, CNN Indonesia --
Drifting salah satu olahraga otomotif cukup digemari banyak orang yang menyukai tantangan. Untuk bisa menjalankan aktivitas ini dibutuhkan mobil dan sirkuit.
Melakukan
drifting tak melulu di sirkuit khusus atau di lapangan terbuka beraspal yang sudah dilengkapi pembatas guna meningkatkan keselamatan pengemudi dan para penonton. Seperti yang dilakukan penggila olahraga drifting, Takeshi Teruya. Ia justru membangun lintasan sepanjang 160,9 meter yang mengelilingi rumahnya.
Sirkuit pribadi yang dibangun di pekarangan rumahnya bukan tanpa alasan. Semua ini ia lakukan demi menjaga keahliannya dalam olahraga 'mengepot bagian belakang mobil'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal mula menggemari olahraga
drifting saat dirinya melanjutkan studi ke Hamilton, Selandia Baru pada 2007. Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa, Teruya kerap menghabiskan waktu senggangnya dengan mengikuti kompetisi balap drifting.
Hobi untuk meluncur di atas lintasan ini dikatakan Teruya berawal sejak belajar mengemudi dan terus tumbuh selama keterlibatannya di dunia otomotif.
Suatu ketika menghadiri suatu acara otomotif, secara tiba-tiba Teruya mendapatkan ide untuk rumahnya di masa depan, yaitu membangun sirkuit
drifting di pekarangan rumahnya. Sepulangnya dari acara tersebut, ia terus bercita-cita mewujudkannya.
"Beberapa tahun lalu, saya mendatangi Festival Leadfoot di Hahei, di mana dilangsungkan balapan di lintasan legenda Kiwi motorsports, Rod Millen," kata Teruya dilansir
thedrive.com, Senin (22/10).
"Itu sungguh menginspirasi saya, saat kembali saya mulai merencanakan pembangunan trek
drift di sekitar rumah," tambahnya.
Singkat cerita, setelah menikah ia ditawari sebuah rumah di Selandia Baru saat pesta syukuran rumah baru temannya di tahun 2013 lal. Tetsuya pun tidak melepaskan kesempatan emas itu mengingat lintasan untuk
drifting tak mungkin ia bangun di tanah kelahirannya mengingat lahan di Jepang amatlah terbatas dan mahal harganya.
Pria berusia 37 tahun itu lantas mengucurkan dana sebesar US$178 ribu atau sekitar Rp2,7 miliar untuk membeli rumah dengan lahan cukup luas untuk membangun sirkuit impiannya. Proses pembuatan sirkuit ia lakukan sendiri dan cuma mengeluarkan dana US$10.500 atau Rp159,3 juta untuk mewujudkan trek.
Teruya tidak mengkhawatirkan kenyamanan penghuni sekitar rumahnya, karena kebanyakan tetangga, juga merupakan penggemar otomotif. Mereka bahkan ikut membantu proyek Teruya sampai rampung dan bisa digunakan.
Namun niatnya bukan tanpa halangan. Keluhan justru datang dari istrinya. Wanita dambaannya tidak begitu antusias dengan ide gila Teruya.
"Siapa orang waras yang membangun trek balap di pekarangan rumah sendiri?" kata istri Teruya kepada
Zealand Herald dikutip dari
thedrive.com.
Kendati demikian, bukan Teruya namannya jika tidak berhasil mengambil hati sang istri. Cara untuk mengesankan pujaan hati, yaitu dengan mengajak kedua putrinya bermain di atas lintasan yang dibuat seadanya. Caranya berhasil dan impiannya tercapai tanpa keluhan dari orang sekitar.
"Ini sangat bagus untuk anak-anak bermain skuter dan bersepeda. Kami tidak perlu lagi pergi ke taman," tutup istri Teruya.
[Gambas:Youtube] (gfs/mik)