Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga mantan chairman
Nissan,
Carlos Ghosn, berencana meminta bantuan PBB untuk membebaskan pria yang juga pernah menjabat sebagai CEO
Renault itu.
Mengutip
AFP, Senin (4/2) pengacara keluarga Ghosn, Francois Zimeray, menuturkan pihak keluarga akan menemui PBB untuk membahas perkara yang bersinggungan dengan hak asasi manusia ini.
Sebelumnya Istri Carlos Ghosn telah mengajukan banding ke Human Rights Watch, dan mengklaim bahwa Ghosn ditahan dalam kondisi buruk dan menjadi sasaran interogasi setiap harinya untuk mengekstraksi pengakuannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak pengacara Ghosn pun mengizinkan pihak penegak hukum untuk memantau kegiatan Ghosn secara ketat dengan kamera, apabila permohonan bebas itu dikabulkan.
Spekulasi mengenai bebas atau tidaknya mantan petinggi aliansi global Nissan-Renault-Mitsubishi itu semakin mencuat karena dalam beberapa hari ke depan pengadilan Tokyo akan mengeluarkan keputusan apakah akan mengeluarkan Ghosn dari Rumah Tahanan Tokyo.
Saat ini Ghosn sudah dihadapkan pada tiga tuntutan resmi. Pertama, dia dituduh tidak menyatakan pendapatannya sebesar 5 miliar yen (Rp654 miliar) antara 2010 dan 2015 dalam dokumen resmi kepada pemegang saham.
Kedua, ia dituduh melanjutkan praktik itu selama tiga tahun ke depan yang dipercaya menyembunyikan uang 4 miliar yen (sekitar Rp519 miliar).
Ketiga, lebih kompleks, yaitu Ghosn dituduh menggunakan dana Nissan ke perusahaan Arab Saudi yang telah membantu Ghosn menyelesaikan masalah finansialnya.
Ghosn sudah menyangkal semua tuduhan itu. Saat sidang dengar pendapat dia mengatakan telah salah dituduh dan ditahan secara tidak adil atas tuduhan yang tidak mendasar.
[Gambas:Video CNN] (agr)