Jakarta, CNN Indonesia -- Startup
mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Faraday Future, yang lagi kesulitan selama beberapa tahun terakhir akhirnya mendapat bantuan dari investor. Pihak yang membantu masih dalam lingkungan teknologi, namun beda jenis, yaitu operator gim asal China, The9 Limited.
Sejak diciptakan pada 2014, perkembangan Faraday tidak pernah penuh akselerasi. Produk pertama bernama FF91 yang dijanjikan bakal masuk tahap produksi pada Agustus 2018 tidak pernah kejadian.
Dalam keterangan resmi, Senin (25/3),
The9 mengumumkan telah menandatangani perjanjian kongsi dengan Faraday untuk menghasilkan entitas baru yang mengawal manufaktur, pasar, distribusi, dan penjualan mobil listrik di China.
"Kami menatap masa depan ke langgeng dan kesuksesan hubungan bersama Faraday dan kami menghormati langkah ini untuk memperluas portfolio bisnis kami sebagai perusahaan internet berteknologi tinggi," kata Jun Zhu, CEO The9.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The9 menyumbangkan US$600 juta agar perusahaan baru hasil kongsi itu jadi kenyataan. The9 dan Faraday dikatakan memiliki masing-masing 50 persen saham perusahaan baru itu.
Perusahaan baru bakal menjual mobil Faraday yang dinamakan V9. Mobil listrik ini punya konsep, desain, dan teknologi seperti FF91.
Ekspektasinya produksi awal akan dilakukan pada 2020 di pabrik yang memiliki kapasitas 300 ribu unit per tahun.
Pendiri dan CEO Faraday YT Jia mengatakan perusahaannya yang punya ratusan paten dan lebih dari 2 ribu calon paten di ingin memasuki pasar kendaraan listrik di China. Bergabung bersama The9 disebut bikin Faraday bukan hanya masuk ke pasar China, tetapi juga berkembang di AS.
"Ini hanya awal dari seri aksi strategi Faraday, semuanya didesain untuk mendukung penyelesaian dan peluncuran 'spesies baru' FF91 pada 2019, melanjutkan pengembangan pasar besar model premium FF81 di China dan AS," sebut YT Jia.
(fea/age)