Jakarta, CNN Indonesia --
Chevrolet Captiva yang diekspor SGMW Motor Indonesia pada dasarnya berupa
Wuling Almaz yang diganti emblemnya untuk dijual di Thailand, Brunei Darussalam, dan Fiji. Tidak banyak perbedaan pada kedua model itu.
Terlihat dari penampakan saat peresmian ekspor Captiva di pabrik SGMW Motor Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, pada Rabu (25/9), ada dua varian yang ditawarkan untuk konsumen Thailand, yaitu standar dan Premier.
Standar hanya muat lima penumpang dan tanpa sunroof sementara Premier tujuh penumpang dan punya sunroof. Kedua varian ini merupakan versi setir kanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Product Planning (SWGM) Wuling Motors Indonesia Danang Wiratmoko menjelaskan, ada empat perbedaan Captiva versi Thailand dengan Almaz yang dijual di Indonesia. Perbedaannya yaitu Captiva memakai emblem Chevrolet, punya defogger dan lampu kabut belakang, serta tidak memiliki fitur Wuling Indonesian Command (Wind).
Emblem Chevrolet pada Captiva ada di gril, pintu belakang, dan setir. Selain itu Captiva juga punya emblem lain bertuliskan 'Premier' yang menandakan nama variannya.
Defogger atau pemanas kaca untuk menghilangkan embun letaknya di kaca belakang.
Fitur Wind dikembangkan hanya untuk Tanah Air yang dioperasikan memakai bahasa Indonesia. Fitur yang bisa mengoperasikan banyak sistem menggunakan suara ini tidak tersedia di head unit 10,4 inci Captiva dalam bahasa Thailand.
Selain itu terlihat juga Captiva menggunakan desain gril yang berbeda dari Almaz. Gril Captiva punya 3 lis krom sedangkan gril Almaz hanya dua.
"Kurang lebih spesifikasinya sama. Seperti sudah kami sampaikan ini adalah platform global di mana ini boleh dibilang sama persis itu cuma ada beda sedikit dan pastinya dibedakan logo juga," kata Xu Feiyun, Presiden SGMW Motor Indonesia.
Captiva dan Almaz merupakan model yang dirancang menggunakan basis mobil China bernama Baojun 530. Selain Captiva, versi lain Baojun 530 adalah MG Hector yang dijual di India.
(fea/mik)