Jakarta, CNN Indonesia -- Penyuplai komponen otomotif global,
Bosch, mengingatkan
virus corona yang lagi melanda bisa mempengaruhi rantai pasokan dunia yang saat ini dikatakan sangat ketergantungan pada China.
"Kita perlu melihat bagaimana hal ini berkembang. Jika situasi seperti ini berlanjut, rantai pasokan bisa terganggu. Ada ramalan yang memprediksi puncak infeksi bakal terseret hingga Februari atau Maret," kata CEO Robert Bosch, Volkmar Denner, diberitakan
Automotive News, Kamis (30/1).
Denner menjelaskan pihaknya mewaspadai dampak virus corona namun sampai saat ini dikatakan belum ada efek negatif yang terasa. Bosch sebagai perusahaan global sangat mengandalkan China sebagai pasar ekspor komponen mobil listrik berupa motor listrik, transmisi, dan perlengkapan elektronik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bosch sudah menghentikan produksi pabrik mereka di China untuk perayaan libur Imlek dan telah diperpanjang hingga 3 Februari.
"Di Wuhan, Bosch punya dua pabrik yang memproduksi sistem kemudi dan
thermotechnologies, bersama 800 karyawan. Belum ada laporan yang terinfeksi," ujar Denner.
China merupakan ladang bisnis terbesar Bosch di luar Jerman. Bosch telah memulai bisnis di China sejak 1909 dan sekarang memiliki 23 fasilitas manufaktur di 60 lokasi yang berbeda.
Produksi sistem multimedia dilakukan di Wuhu, pengereman di Nanjing, peralatan elektronik untuk teknologi otonom di Wujin, dan sistem baterai di Wuxi.
(fea)