Ojol Khawatir Tak Bisa Menafkahi Keluarga kala Masa Transisi

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2020 10:48 WIB
Massa pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020. tuntutan digelarnya demo ini menginginkan kalau angkutan roda dua dijadikan transportasi khusus terbatas dengan cara merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Ilustrasi ojek online (ojol). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ojek online (ojol) diakui asosiasi pengemudi Garda Indonesia merupakan salah satu pihak rentan terinfeksi virus corona (Covid-19). Namun hingga kini belum ada data akurat yang menyatakan seberapa banyak jumlah pengendara telah terinfeksi.

Perhatian atas situasi Covid-19 pada ojol terangkat ke permukaan usai salah satu pengendara di Surabaya, Jawa Timur berinisial DAW (39) diketahui positif melalui hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR).

Sebelumnya DAW berstatus PDP kemudian meninggal saat dirawat usai kecelakaan lalu lintas pada Minggu (7/6). Hasil swab DAW menunjukkan positif usai ia meninggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil swab-nya diketahui setelah beliau wafat, positif," kata dr Joni Wahyuhadi, Direktur Umum RSUD dr Soetomo, Surabaya, Rabu (10/6)

Ketua Presidium Nasional Garda Igun Wicaksono mengatakan data status Covid-19 pada ojol nihil sebab pengendara tidak melaporkan kondisi kesehatannya, baik yang menjadi orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), atau positif.

"Belum ada yang bisa mendata, termasuk aplikator juga sepertinya kesulitan mendata. Karena tidak ada yang berani lapor jika sudah status ODP, PDP, maupun positif Covid-19," kata Igun melalui pesan singkat, Rabu (10/6).

Menurut Igun pihaknya pernah mengajukan permintaan kepada Grab dan Gojek agar mau memfasilitasi pemeriksaan Covid-19 buat mitra ojol, namun kata dia tak ditanggapi.

"Mereka no comment," ucap Igun.

Igun juga pernah meminta pengendara ojol melakukan rapid tes tanpa biaya di mana saja yang memungkinkan. Tujuannya agar pengendara terindikasi positif diminta berhenti beraktivitas, mengkarantina diri, atau dirawat.

Imbauan tersebut tidak dilakukan pasalnya sejumlah pengendara dikatakan lebih khawatir bila sampai dikarantina atau dirawat setelah dinyatakan positif. Mereka disebut khawatir tidak bisa membiayai kebutuhan rumah tangganya.

"Ojol bingung apabila harus ada yang dirawat atau karantina, keluarganya tidak ada yang diberi makan," ucap Igun.

Igun menjelaskan salah satu alasan pengendara ojol rentan terinfeksi Covid-19 lantaran punya sikap tidak terlalu peduli dengan imbauan jaga jarak sosial, seperti malah berkerumun saat menunggu pesanan.

"Salah satunya dari tidak patuh protokol physical distancing dan lalu tidak patuh protokol kesehatan. Maka itu Garda usulkan partisi untuk meminimalisir penularan," kata Igun. (ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER