Ada perbedaan cara mengemudi mobil matic konvensional dan CVT saat melalui tanjakan. Perbedaan ini perlu dipahami pengemudi sebab salah tindakan bisa bikin mobil jadi tak kuat menanjak.
Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu menyampaikan perbedaan tersebut disebabkan cara kerja transmisi.
Secara sederhana, cara kerja matic konvensional mirip transmisi manual, namun pengoperasian perpindahan gigi diperintah melalui komputer saat tuas transmisi sudah dalam posisi D.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan mobil CVT atau Continuously Variable Transmission cara kerjanya persis sepeda motor matic. CVT menawarkan banyak rasio gigi karena penggunaan pulley, ini membuat perpindahan gigi sangat halus seperti tanpa jeda yang kemudian kerap diistilahkan transmisi 1-percepatan.
Menurut Jusri, karena perbedaan mekanis tersebut, mengemudikan CVT harus mengenal momentum, terutama saat berhadapan dengan tanjakan panjang. Momentum bisa dijaga misalnya menyesuaikan kecepatan dengan kecuraman tanjakan dan mengatur jarak dengan kendaraan di depan.
Hal itu juga mesti mempertimbangkan bobot penumpang dan barang yang diangkut mobil CVT.
"Kalau di permukaan datar, atau tanjakan tanpa stop n go, CVT memang tak ada masalah. Tapi kalau sebaliknya, CVT akan cepat panas, komponennya juga ikutan panas, yang ada berpotensi hilang tenaga. Makanya harus jaga momentumnya," kata Jusri melalui telepon, Selasa (8/12).
Jusri menyarankan pengemudi mobil CVT selalu menjaga jarak ketika berada pada jalur turun naik untuk memudahkan proses tanjakan. Pengemudi dikatakan harus memaksimalkan momentum sebagai daya dorong mobil.
Jusri mengatakan cara kerja CVT membuat pengemudi tak bisa menginjak pedal gas secara tiba-tiba atau terlalu dalam untuk mendapat akselerasi.
Menurut dia, seperti motor matic, pengemudi mobil CVT hanya perlu menginjak gas perlahan hingga mendapat tenaga yang diinginkan.
"Terus CVT ini percuma digenjot, CVT harus digiring bawanya. Beda sama matic biasa," ucap Jusri.
Jusri menambahkan meski matic pengemudi tetap disarankan memposisikan tuas transmisi pada posisi L untuk mempertahankan gigi rendah saat berada pada tanjakan terjal yang panjang.
(ryh/fea)