Mantan personel Trio Macan, Chaca Sherly meninggal dalam kecelakaan beruntun di ruas Jalan Tol Semarang-Solo KM 428, Jawa Tengah. Insiden ini mengingatkan betapa pentingnya jaga jarak selama mengemudi di jalan tol.
Menjaga jarak dipastikan dapat mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan di jalan tol.
Kecelakaan yang melibatkan Chaca Sherly bermula saat sebuah truk boks hilang kendali dan terguling di jalur B jalan tol. Truk itu kemudian menyebabkan empat kendaraan lain dari arah belakang mengalami kecelakaan beruntun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai kejadian, sebuah mobil Honda BRV yang ditumpangi Chaca tiba-tiba datang dan mencoba menghindari. Diduga panik, pengemudi malah membuang arah kendaraannya ke jalur A sehingga terjadi kecelakaan.
Praktisi keselamatan berkendara dari Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu pernah mengatakan kecelakaan beruntun sebetulnya bisa dihindari asal pengemudi menjalankan sikap berkendara aman dan tidak panik.
Menurut Jusri, berkendara aman dengan menjaga jarak salah satu cara untuk menghindari kecelakaan. Sebab jaga jarak bakal memberikan kesempatan pengemudi untuk menghindar atau melakukan manuver ke kiri atau ke kanan guna menghindari tumbukan. Jaga jarak aman juga dengan kendaraan di samping atau belakang.
Perlu dipahami kecelakaan beruntun sering disebabkan pengemudi tidak siap atau tidak sempat mengantisipasi bahaya perlambatan mendadak kendaraan lain. Hal ini mungkin kejadian apabila jarak antar kendaraan terlalu dekat.
"Misalnya di depan mobil, kanan ada mobil, belakang mobil. Usahakan di kiri kita kosong. Atau sebaliknya, di kanan kita kosong. Jangan sampai di semua sisi ada mobil dan tidak ada ruang untuk menghindar," kata Jusri.
Pengemudi juga sebaiknya memahami teori jaga jarak tiga detik. Penjelasan Jusri cara menghitungnya dimulai saat mobil di depan melewati satu titik seperti pelang km jalan tol atau tiang lampu. Lantas tiga detik kemudian mobil kita melewati titik yang sama.
"Otak biasanya menangkap bahaya 1,5 detik, reaksinya 1,5 detik juga. Makanya disiplin jaga jarak aman. Sesuaikan lajur yang dipilih dengan kecepatan kendaraan Anda," ucap Jusri.
Pengemudi juga perlu tahu cara yang baik ketika manuver ke kiri atau kanan saat hendak menghindari tabrakan beruntun.
Jusri menyarankan, sebelum menghindar dianjurkan untuk memantau kendaraan lain lewat spion dengan cepat. Pengemudi jangan memanuver kendaraannya, namun lupa memantau situasi di sekitar melalui spion tengah atau samping yang justru dapat menimbulkan masalah baru.
Lebih lanjut, Jusri mengarahkan agar pengemudi berani mengambil risiko paling kecil bila tak memiliki celah menghindar. Jusri menyarankan pengemudi mengambil tindakan mengarahkan kemudi ke objek lain di sekitar yang dinilai tingkat benturannya paling ringan.
"Misalnya di kiri ada kendaraan yang sudah berhenti, atau di kanan ada pembatas jalan. Masuk saja. Tidak apa-apa ada benturan atau serempet, itu lebih baik dari pada dia terjepit," ucap Jusri.
Jusri menambahkan, hal penting lainnya yang harus diterapkan pengemudi yakni tidak boleh panik saat menghadapi masalah apapun di jalan raya. Tetap tenang dan waspada dengan apa yang akan terjadi di sekitar.
(ryh/mik)