Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan ada baiknya relaksasi pajak mobil baru tidak menyertakan syarat mobil produksi dalam negeri dengan tingkat kandungan lokal tertentu.
Seperti diketahui relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru yang akan berlaku Maret ditujukan buat produk rakitan dalam negeri dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 70 persen.
Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM Yusak Billy bilang kandungan lokal 70 persen merupakan syarat yang tidak mudah dipenuhi, terlebih untuk produk atau perusahaan yang baru memulai bisnis otomotif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya diperlukan persiapan yang panjang untuk bisa mencapai agar syarat kandungan lokal sampai 70 persen terutama buat pemain baru," kata Billy dalam diskusi virtual, Kamis (18/2).
Menurut Billy akan lebih baik jika syarat untuk mendapatkan relaksasi PPnBM lebih longgar agar lebih banyak merek dan produk yang bisa terlibat.
"Jadi menurut kami dampak positif untuk kebijakan ini akan lebih terasa luas jika syaratnya bisa dilakukan secara bertahap. Karena goal-nya itu ya memperbaiki perekonomian kita," ucap Billy.
Selain kandungan lokal 70 persen, syarat lain mobil baru mendapatkan diskon PPnBM yaitu kategori sedan atau 4x2 yang menggunakan mesin di bawah 1.500 cc.
Billy menyambut baik mengenai syarat terkait kapasitas mesin. Menurut dia itu sangat tepat sebab volume penjualan mobil di Indonesia paling banyak berasal dari kategori mesin tidak lebih dari 1.500 cc.
"Jadi 1.500 cc ke bawah itu merupakan konsumen besar yang salah satunya first time buyer. Kami juga berterima kasih atas upaya pemerintah mendorong pertumbuhan industri dan mempercepat pemulihan ekonomi khususnya melalui industri otomotif," ucap Billy.
Pemerintah akan memberikan relaksasi PPnBM selama sembilan bulan sejak Maret. Kebijakan ini diterapkan bertahap, pada Maret - Mei relaksasi sebesar 100 persen, lalu Juni - Agustus 50 persen, dan September - November 25 persen.
Kebijakan ini diharapkan merangsang masyarakat kelas menengah membeli mobil baru untuk meningkatkan volume produksi mobil dan penjualan lantas ujungnya membantu perekonomian Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.
(ryh/fea)