KNKT Ungkap 3 Penyebab Bus dan Truk Alami Rem Blong

CNN Indonesia
Kamis, 17 Jun 2021 17:38 WIB
Sistem rem pada bus dan truk berbeda dari mobil penumpang mengingat bobotnya jauh lebih besar.
Truk melintasi jalan tol di kawasan Bintara, Bekasi, Senin, 24 Februari 2020. Kemenhub menyatakan program Zero Over Dimension dan Over Loading (ODOL) atau bebas truk kelebihan muatan tetap akan diberlakukan pada 2022. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penyebab kecelakaan bus atau truk di jalanan kerap kali dikaitkan dengan rem blong. Istilah ini bisa saja terdengar sederhana, namun sebenarnya masalah utama yang membuat rem blong dapat terjadi karena banyak hal.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjelaskan setidaknya ada tiga jenis penyebab rem blong, yakni backfeeding, tekor angin, dan vapor lock.

Sebelum dibahas lebih jauh perlu dipahami lebih dulu bus dan truk menggunakan sistem pengereman yang berbeda dibanding mobil penumpang mengingat bobotnya jauh lebih besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada umumnya ada tiga jenis sistem pengereman itu, yakni hydraulic (hidraulis), Air Over Hydraulic (AOH), atau full air brake. Khusus AOH dan full air brake menggunakan tambahan sistem tekanan udara dan membawa tangki udara.

Senior Investigator KNKT Achmad Wildan menjelaskan backfeeding terjadi saat kampas rem panas berlebihan. Saat bekerja menempel ke tromol untuk menghentikan roda, pengereman tidak bisa dilakukan lantaran ketahanan kampas tak mampu menahan panas.

"Kampas enggak mampu menahan maka licin sempurna, koefisien gesek nol seperti kaca. Direm dapat tapi enggak gigit," kata Wildan dalam webminar yang digelar Isuzu Indonesia, Kamis (17/6).

Kemudian penyebab rem blong karena tekor angin atau kekurangan tekanan udara dikatakan karena masalah sistem suplai udara, ini terjadi di Air Over Hydraulic (AOH) dan full air brake.

Tekanan udara pada sistem rem bisa terlihat pada indikator yang ada di kabin. Kata Wildan jika tekanan udara di bawah 7 bar maka pengemudi tidak akan bisa menekan pedal rem. Dikatakan tekor angin jika kurang dari 7 bar.

Masalah vapor lock terjadi pada sistem rem hidraulis dan AHO yang masih mengandalkan cairan rem (minyak rem). Hal ini terjadi ketika air menyusup ke sistem rem yang seharusnya vakum dan bekerja hidraulis.

"Minyak rem itu titik didih 250 derajat celcius tergantung DOT tapi ketika ada kandungan air sedikit saja titik didih turun 50 derajat. Saat panas dia mendidih, lalu muncul gelembung," jelas Wildan.

"Gelembung ini yang masuk ke cylinder brake, sehingga kita menyebutnya angin palsu, yang masuk ke master rem," ucap dia lagi.

Sopir yang kehilangan fungsi rem saat mengemudikan bus dan truk di jalanan adalah kejadian mengerikan dan mengancam nyawa sendiri atau orang lain. Sistem pengereman adalah bagian penting yang mesti diinspeksi dan dirawat setiap hari, hal ini tak boleh dianggap sepele oleh sopir atau perusahaan yang mempekerjakannya.

Wildan juga bilang sebagian kecelakaan bus dan truk di jalanan dikarenakan masalah ketidakpahaman pengemudi atas teknologi kendaraan yang dikemudikan. Hal ini juga bisa diperparah kelalaian perusahaan melakukan inspeksi dan perawatan.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER