Potensi Bahaya Aspal Kotor Sirkuit Mandalika buat Pembalap MotoGP
Tes MotoGP pada 11-13 Februari di Sirkuit Mandalika diklaim berjalan lancar, namun dikeluhkan sebagian pembalap. Mereka menyebut sirkuit untuk MotoGP Mandalika bulan depan ini belum 'ramah' pada pembalap karena terdapat berbagai masalah.
Keluhan dimulai dari lintasan yang sempat berlumpur usai hujan hingga menimbulkan debu ketika kering.
Lihat Juga : |
Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu menilai kondisi sirkuit jika bermasalah tentu menjadi perhatian lantaran berkaitan sisi keselamatan dan juga dapat membuat pembalap tidak dapat mengeluarkan kemampuan sepenuhnya.
Secara teknis, ia menjelaskan berkendara di aspal kotor akibat genangan dan pasir pasti membahayakan pembalap.
Dia menjelaskan itu karena daya cengkeram ban motor yang digunakan para pembalap akan berkurang akibat lintasan terlapis pasir atau lumpur.
Traksi ban ke aspal yang hilang lantaran terhalang pasir atau lumpur dinilai sangat berbahaya untuk motor-motor MotoGP yang kecepatan rata-ratanya berkisar
160-185 km per jam. Apabila motor sampai tidak bisa dikendalikan berpotensi kecelakaan yang mengancam nyawa.
"Ya tentu akan mengurangi cengkraman ke aspal sehingga berpotensi selip, tergelincir, apalagi ini ditambah lagi balapan kecepatan tinggi," ucap Jusri.
Meski demikian Jusri bilang panitia penyelenggara tes punya hitung-hitungan khusus terkait situasi sirkuit. Kata dia agenda balap bisa ditunda atau dihentikan sementara menyesuaikan kondisi di lapangan.
"Ya maka itu kalau dianggap mengganggu apalagi membahayakan, tentu akan dihentikan dulu. Soalnya kalau hanya basah saja, atau misal ada kerikil, ya biasanya tidak masalah," kata Jusri.
Keluhan lain dari para pembalap yaitu gravel tajam yang biasa diletakkan pada pinggir lintasan untuk meredam momentum pembalap atau motor jatuh.
Salah satu pembalap yang menjadi korban akibat gravel tersebut adalah Pembalap Pramac Ducati, Jorge Martin.
Saat itu ia sempat terjatuh saat melalui tes di sirkuit tersebut. Namun saat bersentuhan dengan gravel di pinggir sirkuit, pembalap asal Spanyol tersebut tidak merasa nyaman dengan kerikil gravel dan menyamakannya layaknya pisau.
Martin menilai kerikil gravel seharusnya terbuat dari batu bulat berukuran kecil.
Hal berikutnya kerikil lepas dari aspal turut jadi persoalan. Menurut sejumlah pembalap kerikil yang lepas membuat posisi berada di belakang pembalap lain sangat tidak menyenangkan.
Kerikil kecil dari aspal itu disebut dapat mengenai leher dan kaca depan helm. Bahkan salah satu pembalap Francesco Bagnaia mengalami cedera pada lengan akibat krikil terlempar mengenainya.
(ryh/fea)