Toyota Avanza tergusur dari daftar 10 mobil terlaris Indonesia periode Januari 2022 merupakan fenomena baru di Industri otomotif dalam negeri. Padahal sebelumnya Avanza bertengger di posisi teratas selama belasan tahun hingga banyak menyebutnya low MPV fenomenal usai Kijang.
Menurut data wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kembaran Avanza yaitu Xenia bernasib lebih baik, dan Veloz yang merupakan MPV satu platform dengan Avanza menorehkan hasil cukup gemilang, yakni di posisi keempat.
Pemerhati otomotif Munawar Chalil menyikapi fenomena tersebut dengan menyebut bila masyarakat menginginkan low MPV yang bukan sekadar "menggelinding" di jalan, melainkan mereka membutuhkan low MPV tangguh, berteknologi lebih tinggi dan bisa mendongkrak citra si pengguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tandanya segmen tradisional Avanza mulai naik kelas," kata Chalil saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (21/2).
Lihat Juga : |
Dikatakan pria karib disapa MC itu, kondisi ini sangat tercermin pada perolehan pasar Avanza di Januari yang tergantikan Veloz dengan angka penjualan 4.777 unit.
Sementara Avanza yang berada di luar 10 besar, penjualannya pada Januari cuma 3.188 unit. Urutan teratas kini dipegang Suzuki Carry yang terlego 5.372 unit.
Produksi Avanza dan Veloz faktanya sudah dibuat terpisah bertujuan menyasar konsumen berbeda dengan sejumlah perbedaan fitur. Generasi terbarunya dirilis pada November 2021.
Veloz saat ini dibuat lebih premium dengan desain serta sejumlah fitur baru. Untuk harga, Veloz kini dipasarkan mulai Rp278,7 juta- Rp323,5 juta dan Avanza dijual Rp217,2 juta- Rp293,4 juta. Ada selisih harga yang bisa berpotensi menggagalkan penjualan Avanza.
"Mereka ingin mobil yang secara gengsi dan fitur lebih kaya. Terus beda harga tidak terlalu jauh, konsumen cenderung ambil yang mahal sekalian [Veloz]," tutur Chalil.
Sementara jika membandingkan Xenia dan Avanza. MC menilai ada hal yang bersifat fundamental antara keduanya. Dalam strategi pemasaran, konsumen yang dituju di antara dua mobil tersebut sama persis, perbedaan hanya soal merek yang memengaruhi harga jual Avanza lebih mahal.
Namun kembali lagi, konsumen sudah semakin cerdas dalam memilih kendaraan. Finalnya, berdasarkan data Gaikindo banyak orang meminang Xenia daripada Avanza. Strategi Xenia di dalam negeri diakuinya lebih tepat sasaran.
"Kalau konsumen yang engga pandang gengsi dan murni untuk fungsi, cenderung ke Xenia sekalian. Harga lebih murah tapi teknologi dan fitur sama dengan Avanza," ucap dia.
Sementara itu Direktur Marketing TAM Anton Jimmy mengatakan meski tidak masuk dalam 10 besar, penjualan Avanza bulan lalu masih sesuai ekspektasi, begitu pun dengan capaian untuk model Veloz.
"Avanza dan Veloz di Januari masih baik hasilnya," kata Anton.
Anton mengatakan sudah lumrah masyarakat memilih Veloz dari Avanza. Sebab kata dia pasca peluncuran memang mayoritas masyarakat akan memilih mobil dengan versi lebih tinggi dalam hal ini Veloz.
"Di awal launch memang demand biasa di grade tertinggi. Ya kami harus lihat trennya beberapa bulan ke depan," ungkap dia.