Pabrikan Otomotif AS Meradang Sanksi Rusia yang Gempur Ukraina

CNN Indonesia
Rabu, 02 Mar 2022 10:35 WIB
General Motors dan Ford menghentikan kegiatan bisnisnya di Rusia untuk sementara.
Suasana Ukraina yang porak poranda digempur militer Rusia. (Foto: AFP/SERGEY BOBOK)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ford akan menangguhkan bisnis otomotifnya di Rusia diduga terkait invasi negara itu ke Ukraina. Ford diketahui memiliki 50 persen saham di Ford Sollers, perusahaan patungan antara pembuat mobil Amerika dan perusahaan Rusia Sollers.

Keputusan Ford ini menyusul tindakan yang diberikan pabrikan otomotif Amerika Serikat lain yang memberi 'sanksi' ke Rusia, yaitu General Motors. Sanksi yang diberikan beragam mulai tutup dealer hingga setop ekspor mobil ke negara itu.

"Mengingat situasinya, hari ini kami telah memberi tahu mitra JV, bahwa kami menangguhkan operasi di Rusia, segera berlaku, hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata perusahaan itu dalam pernyataan mengutip CNN, Rabu (2/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman itu muncul setelah Ford mengaku sangat prihatin dengan situasi di Ukraina. Tapi saat itu tidak ada rencana menghentikan operasi di tiga kota Rusia di mana Ford mempunyai pabrik di St. Petersburg, Elabuga, dan Naberezhnye Chelny.

"Sebagai bagian dari komunitas global, Ford sangat prihatin dengan invasi Ukraina mengancam perdamaian dan stabilitas dunia. Situasi ini telah memaksa kami untuk mengambil sikap di Rusia," ucap Ford.

Ford memproduksi sejumlah model yakni Ford Focus, Ford EcoSport, dan Ford Transit, Kuga, Explorer, S-MAX dan Galaxy, mengutip laman Ford. Perusahaan mempekerjakan sekitar 4.000 orang.

Ford mengatakan memberikan donasi US$100 ribu ke Global Giving Ukraine Relief Fund, untuk warga Ukraina dan keluarga mereka yang terlantar selama invasi.

Sebelumnya, General Motors, mengikuti langkah sejumlah perusahaan otomotif lain untuk memutuskan bisnisnya dengan Rusia.

Produsen mobil yang berbasis di Detroit itu mengumumkan pada hari Jumat pihaknya menghentikan semua ekspor ke Rusia yang sedang "sibuk" menginvasi Ukraina.

Menurut perusahaan, menghentikan ekspor ke Rusia bukan masalah besar. GM hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan per tahun di Rusia melalui 16 lokasi dealer di sana, menurut juru bicara GM.

Angka ini relatif kecil bila dibandingkan dengan pencapaian 6 juta kendaraan berhasil dijual setiap tahun di dunia. GM saat ini tidak memiliki fasilitas manufaktur di Rusia, sehingga sebagian besar kendaraan yang dijual di sana diimpor dari pabrik AS, sementara beberapa didatangkan dari Korea Selatan.

Di satu sisi perusahaan otomotif Eropa seperti Renault, Volkswagen berpotensi juga memberi tekanan ke Rusia.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER