RODA-RODA GILA

Kisah Sopir Truk Lintas Sumatera, Bersaing dengan Pemudik demi Setoran

CNN Indonesia
Minggu, 01 Mei 2022 06:22 WIB
Ikbal Munajat, sopir truk lintas Sumatra, pantang bak kosong saat pulang dan sudah terbiasa macet di pelabuhan bersama pemudik.
Ikbal Munajat, sopir truk lintas Sumatra. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ikbal Munajat tengah duduk di sebuah truk yang pintu bagian kirinya sengaja dibiarkan terbuka, Jumat (29/4). Tangan sopir truk itu asik memainkan ponsel sembari berbincang bersama seorang kawan.

Dari arah bak truk terdengar sesekali suara gaduh yang berasal dari aktivitas memuat barang. Puluhan peti kayu nampak sedang disusun bertingkat oleh sejumlah orang mengikuti tinggi pembatas pada bak truk berkelir kuning itu.

Tidak jauh dari situ, terlihat beberapa truk lain berjejer rapi sembari melakukan kegiatan serupa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lagi muat buah naga, itu untuk dibawa ke Lampung," kata Ikbal dengan ramah saat saya temui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ini merupakan tahun kesembilan bagi Ikbal menjadi pengemudi truk antar barang lintas kota dan provinsi.

Biasanya truk yang Ikbal kemudikan membawa berbagai macam kebutuhan hasil bumi asal tanah Lampung, seperti buah-buahan hingga sayuran. Sekali perjalanan, truknya mampu membawa paling banyak delapan ton muatan.

"Macem-macem, biasanya pisang dari sana, terus sayuran juga. Tergantung gimana dari panen dan permintaannya," kata dia.

Ikbal mengaku mulai akrab berada di balik kemudi truk sejak menamatkan bangku SMA. Sang ayah yang 'mewarisi' pengalaman sebagai sopir mobil-mobil besar dan kemudian dilakoninya hingga kini.

"Jadi mungkin karena bapak. Bapak saya dulu kan juga bawa truk. Jadi nurun kali ke anaknya," kata ayah dua anak tersebut sembari tersenyum.

Menurut pria asal Lampung itu menjadi pengemudi truk bukan perkara mudah. Ikbal bahkan pernah berpikir mencari peluang lain, namun hingga kini hal tersebut masih sebatas 'emosi' dalam benaknya.

"Ya makanya sekarang ini jalanin saja sampai sekarang. Suka tidak suka, namanya juga butuh," kata Ikbal.

Ikbal Munajat, sopir truk lintas Sumatra.Ikbal Munajat, sopir truk lintas Sumatra. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)

Pulang pergi bak harus terisi

Ikbal mengatakan truk yang dibawanya punya target, yakni bak tak boleh kosong saat pergi ke Jakarta maupun bertolak pulang ke Lampung.

"Saya ini kan bawa truk orang. Nah jadi untuk satu rit itu itungannya pergi dan pulang. Nah itu tidak boleh kosong, pergi ke sini ada isi, dan saat pulang juga harus ada isinya yang dibawa," kata dia.

"Kalau enggak begitu ya rugi di ongkos saja," ucapnya menambahkan.

Kata Ikbal untuk mendapat muatan setiap berangkat, kuncinya ada di pertemanan sesama pengemudi dan pedagang di pasar. Banyak kenalan bikin bak tak bakal kosong sehingga target satu rit tetap tercapai.

Untuk muatan kembali ke Lampung, ia mengatakan tergantung permintaan dan ketersediaan barang. Kadang truknya membawa buah, hingga berbagai perabotan rumah tangga.

"Kami di sini kalau kosong nanti ada teman yang arahin. Supaya pulang tetap ada sewa. Tapi untuk langganan sih sudah ada seperti barang kelontong, tapi kan tidak setiap saat," ungkapnya.

Pungli

Mengenai pendapatan dalam satu rit, Ikbal bilang tidak menentu sebab itu tergantung pengeluaran selama perjalanan.

"Tidak tentu, kadang bisa lebih banyak dan bisa juga sedikit. Tapi buat pengeluaran seperti tol, Solar, makan, dan naik kapal ya bisalah habis Rp1,5 juta," kata Ikbal.

Ikbal mengatakan pendapatannya kerap terkikis banyaknya pungutan liar kepada pengemudi truk di sepanjang jalan.

Tidak terhitung berapa jumlah pungutan liar yang harus ia penuhi dalam satu kali perjalanan.

"Ya banyak, itu mah tidak kehitung. Tidak tau siapa mereka, ya mungkin oknum kali ya," ucap Ikbal.

Ikbal mengaku terbebani kondisi tersebut. Bahkan, kata dia, ada sejumlah orang yang meminta uang kepada pengemudi dengan mematok angka.

"Ada yang minta dipatok gitu sampai Rp150 ribu. Ya kalau sudah angka segitu mah tidak mau saya kasih. Kita minta kurang, ya jangan sampai Rp100 ribu lah. Baru saya kasih. Biar cepat saja juga," katanya.

Ikbal Munajat, sopir truk lintas Sumatra.Truk-truk membawa muatan bersiap menuju Sumatra. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)

Lebaran macet

Lebih lanjut, Ikbal menilai Lebaran memang menjadi berkah bagi semua orang seperti saat ini. Namun bagi pengemudi lintas Sumatra, lebaran berarti bersiap membaur di kemacetan.

Menurutnya Lebaran, terlebih saat mudik sudah diizinkan pemerintah di tengah pandemi, semua jalan menuju pelabuhan Merak pasti ramai. Semua truk pasti akan berbagi jalan dan kapal dengan riuhnya kendaraan pemudik.

"Yang namanya mudik, wah itu pelabuhan ramainya minta ampun. Ini saja sudah macet dari hari kemarin," katanya.

Kata dia kemacetan paling terasa saat memasuki pelabuhan dan kemudian antre naik kapal.

"Ya kalau musim mudik gini, saya sampai Merak sore. Itu naik kapal bisa Subuh atau tidak pagi," ucap dia

Terlepas dari itu, Ikbal bersyukur saat ini situasi sudah perlahan normal. Harapannya, kegiatan ekonomi makin menggeliat sehingga masyarakat bertambah sejahtera.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER