Eropa Ngotot Larang Jual Mobil Bensin 2035 Meski Ada Perlawanan

CNN Indonesia
Senin, 13 Jun 2022 10:00 WIB
Proposal pelarangan penjualan mobil bensin dan diesel mulai 2035 mendapat perlawanan, namun voting Parlemen Eropa mengindikasikan akan diteruskan jadi regulasi. (AFP/SEYLLOU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Parlemen Eropa pada Rabu (8/6) memilih mendukung proposal penerapan pelarangan penjualan mobil baru mesin bensin dan diesel mulai 2035. Hasil voting ini menggagalkan upaya penolakan pada proposal itu yang ingin bikin Eropa ngebut transisi ke kendaraan listrik.

Voting suara mendukung landasan besar Uni Eropa mengurangi 55 persen emisi pemanasan global pada 2030 dari level pada 1990. Target ini membutuhkan sektor industri, energi dan transportasi meredakan emisi secara cepat dan signifikan.

Proposal menghentikan penjualan mobil bensin dan diesel pada 2035 diajukan Komisi Eropa pada tahun lalu. Ini akan membuat kendaraan baru 100 persen tak menghasilkan emisi mulai tahun itu.

Sebagian pihak menginginkan target proposal itu sedikit melemah, yaitu 90 persen memangkas emisi pada 2035. Namun usaha ini telah ditolak.

Sejauh ini proposal belum menjadi keputusan resmi. Meski begitu voting yang sudah dilakukan Parlemen Eropa memastikan sikap menjelang negosiasi ke negara anggota Uni Eropa untuk pembuatan regulasi.

Bidikan Uni Eropa ke kendaraan listrik telah menggerakkan investasi para produsen lebih condong ke sektor itu. Ini juga menyikapi regulasi Uni Eropa lain yang membuat negara perlu memasang jutaan alat pengecasan kendaraan listrik.

"Membeli dan mengemudikan mobil nol emisi akan menjadi terjangkau untuk konsumen," kata Jan Huitema, pemimpin negosiasi Parlemen Eropa untuk regulasi ini.

Ford dan Volvo sebelumnya sudah mendukung penghijauan otomotif dengan menyatakan berhenti menjual mobil bensin dan diesel pada 2035. Sementara itu Volkswagen juga menyetujui melakukan itu namun hanya di Eropa.

Menurut Reuters, grup industri termasuk VDA, asosiasi pelaku industri otomotif asal Jerman, tengah melobi Uni Eropa agar menolak proposal 2035. Mereka mengatakan proposal itu akan menghukum teknologi alternatif bahan bakar rendah karbon dan menilai komitmen seperti itu terlalu dini mengingat infrastruktur belum pasti.

"Posisi kami transparan. Ini adalah misi kami untuk mengembangkan solusi terbaik dengan semua orang yang terlibat," kata juru bicara VDA.

Pada 2021, 18 persen penjualan mobil di Eropa berupa mobil listrik atau plug-in hybrid berdasarkan data asosiasi pemanufaktur otomotif setempat.

(fea/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK