Ahli Sentil Industri Otomotif Tak Hasilkan Produk Ramah Lingkungan

CNN Indonesia
Rabu, 27 Jul 2022 17:45 WIB
Ilustrasi. Industri otomotif masih menghasil produk kendaraan yang tidak ramah lingkungan. (Foto: CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)
Nusa Dua, CNN Indonesia --

Alexander Sonny Keraf, Pemerhati Lingkungan dan Pakar Ekonomi Sirkuler mengatakan sektor industri termasuk industri otomotif harus bisa menghasilkan produk yang ramah lingkungan.

Menurut Sonny, sejauh ini ia masih melihat minim industri yang merekayasa produknya dengan rendah karbon. Ia menjelaskan masih banyak pabrikan yang menghasilkan komponen yang tidak memiliki daya tahan lama untuk sekali pemakaian.

"Ada reduce recycle, reuse, repair dan remanufacture Jadi kalau ada barang, contoh tadi sekarang ibu-ibu di dunia fashion. Pakaian lama tidak dibuang tapi direnov ditambah sana tambah sini. Terus dimodif jadi model batu. Itu remanufacture," kata Sonny dalam acara Ekosistem Hijau dan Indonesia Bebas Karbon disiarkan secara daring, Rabu (27/7).

"Jadi barang kelihatan rusak, kemudian dimanufaktur untuk menjadi barang baru supaya enggak beli lagi, padahal hanya digunakan satu kali. Itu lah termasuk ekonomi sirkuler," ucapnya kemudian.

Dikutip dari buku Ekonomi Sirkuler Solusi Krisis Bumi, Sonny menjelaskan, "Akar dari kesalahan perilaku manusia tersebut adalah, kesalahan atau cara pandang paradigma berpikir yang antroposentrik, menganggap alam tidak bernilai pada dirinya sendiri dan sekadar alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, khususnya kebutuhan ekonomi."

Ia memberi contoh soal produksi bola lampu yang umum digunakan pada produk kendaraan bermotor harus yang harus hemat energi dan memiliki daya tahan yang lama untuk sekali pemakaian.

"Kalau proses produksi sudah diperhitungkan bahwa bohlam yang digunakan adalah bohlam hemat energi, kita sudah selangkah lebih maju. Lalu proses produksi katakan ac, kulkas, kompor gas sudah diperhitungkan bahwa alat elektronik ini akan mengkonsumsi energi serendah mungkin, itu sudah menghemat. Jadi pola pikir rancangan sejak awal memproduksi barang-barang elektronik yang hemat energi," ucap Sonny.

Menurutnya, jika sektor industri menerapkan standar teknologi hijau, justru akan dirasakan dampak positif di masa yang akan datang.

Lalu dalam proses produksi dikatakan jangan terlalu boros penggunaan energi dan menghasilkan banyak limbah.

Sonny juga menyarankan menggunakan produk lokal akan lebih baik dari barang impor karena tidak meninggalkan banyak jejak karbon. Ini sehubungan dan transportasi yang dibutuhkan selama pengiriman barang.

"Berikutnya kalau bisa produk lokal. Nih ya misal impor makanan dari luar jejak karbonnya paling tinggi, baik untuk transportasi maupun pendingin. Tapi kalau produknya dari Bali dari sini, tentu karbon rendah, karena itu distribusi baik dari lokal dan transportasinya hemat energi," ujar Sonny.

Sonny mengimbau, strategi setiap pabrikan untuk memperkenalkan produk ramah lingkungan di Indonesia yang bisa dilakukan secara bertahap dan menjadikan industri mobil yang ramah lingkungan dari hulu ke hilir.

(ryh/mik)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Jajal Parkir Otomatis Xpeng X9

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK