Pertamina tidak menaikkan harga Pertalite per 1 September melainkan menurunkan banderol Pertamax Turbo. Pertamax Turbo adalah bahan bakar paling cocok untuk mobil-mobil Euro 4 yang dijual di Indonesia mulai 2018.
Pertamax Turbo sekarang dijual Rp15.900 per liter, turun Rp2.000 dari sebelumnya. Harga itu merupakan yang terendah, berlaku di antaranya di Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Harga Pertamax Turbo lebih mahal, Rp16.250 per liter, di Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, Gorontalo dan Papua. Sedangkan di Riau, Kepulauan Riau, Batam, dan Bengkulu harganya Rp16.600 per liter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan spesifikasi, Pertamax Turbo memiliki warna merah, bilangan oktan riset (RON) sebesar minimal 98. Bensin ini punya kandungan sulfur maksimal 50 ppm, sulfur merkaptan maksimal 20 ppm, tanpa timbal (Pb), tanpa kandungan logam mangan dan besi serta stabilitas oksidasinya minimal 480 menit.
Spesifikasi ini disesuaikan SK Dirjen Migas No. 0177.K/10/DJM.T/2018 tanggal 6 Juni 2018 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (Gasoline ) RON 98 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Menurut Luckmi Purwandari, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Pertamax Turbo adalah jenis bensin yang paling mendekati spesifikasi bahan bakar Euro 4 di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 tentang batas emisi setara Euro 4, spesifikasi bahan bakar Euro 4 yakni RON minimal 91, bebas timbal dan kandungan sulfurnya maksimum 50 ppm.
Dalam aturan itu mewajibkan mobil bensin baru yang dijual di Indonesia mulai 7 Oktober 2018 harus memenuhi spesifikasi Euro 4.
Saat ini tak ada produk Pertamina yang sesuai spesifikasi Euro 4 berdasarkan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2017. Namun menurut Luckmi, Pertamax Turbo paling mendekati walau angka RON-nya lebih tinggi.
"BBM Pertamina di Indonesia yang sesuai untuk Euro 4 adalah Pertamax Turbo karena RON-nya 98 dan kandungan sulfurnya max 50 ppm," jelas Luckmi saat dihubungi Jumat (26/8).
Pertamax bukan bensin yang sesuai spesifikasi Euro 4 di Indonesia. Spesifikasi Pertamax yakni warna biru, memiliki RON 92, sulfur 500 ppm, sulfur merkaptan 20 ppm, timbal 0,013 gram per liter, kandungan pewarna 0,13 gram per 100 liter, dan stabilitas oksidasi minimal 480 menit.
Spesifikasi ini disesuaikan SK Dirjen Migas No. 3674K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Sama seperti Pertamax, Pertalite yang kualitasnya lebih rendah juga bukan jenis bensin sesuai Euro 4. Spesifikasi Pertalite yakni warna hijau, RON 90, kandungan sulfur maksimal 500 ppm, sulfur merkaptan maksimal 20 ppm, tanpa timbal, kandungan logam mangan maksimal 1 miligram per liter, kandungan logam besi maksimal 1 miligram per liter, dan stabilitas oksidasi 360 menit.
Spesifikasi ini disesuaikan SK Dirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017 tanggal 23 November 2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Sejak regulasi Euro 4 berlaku, bahan bakar Premium mulai pudar di pasaran. Premium juga kini bukan bahan bakar subsidi pemerintah sejak dialihkan ke Pertalite.
Premium punya spesifikasi warna kuning, RON minimal 88, sulfur maksimal 500 ppm, sulfur merkaptan maksimal 20 ppm, timbal maksimal 0,013 gram per liter, tanpa logam mangan dan besi, pewarna maksimal 0,13 gram per 100 liter, dan stabilitas oksidasi 360 menit.
Spesifikasi ini disesuaikan SK Dirjen Migas No. 933.K/10/DJM.S/2013 tanggal 19 November 2013 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Pertamina merekomendasikan Pertamax Turbo untuk kendaraan Euro 4. Sedangkan Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan dengan mesin injeksi yang rasio kompresinya 10:1 hingga 11:1.
Pertalite direkomendasikan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 hingga 10:1. Sementara Premium ditujukan buat kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1.
(fea)