Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengklaim kendala produksi sepeda motor akibat krisis komponen chip semikonduktor yang berdampak pada masa inden ke konsumen roda dua di Tanah Air pelan-pelan sudah teratasi.
Sekretaris Umum AISI Hari Budianto menyampaikan hal tersebut setelah melihat kenaikan angka wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer sepeda motor. Sejauh ini AISI hanya memiliki lima anggota yakni Honda, Suzuki, TVS, Yamaha, dan Kawasaki.
"Ya kalau ditanya kapan (kembali normal), saat ini sudah mulai," kata Hari dalam diskusi virtual, Kamis (15/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa inden konsumen sepeda motor di Indonesia saat ini memang cukup berlarut yang disebabkan krisis chip semi konduktor. Terlebih untuk sepeda motor kelas menengah dan entry level, indennya disebut mencapai lebih dari tiga bulan.
Data AISI memperlihatkan penurunan angka distribusi dari pabrik ke dealer sejak Februari 2022 dengan angka 368.131 unit. Lalu pada Mei dan Juni distribusi kembali surut, kali ini berada pada level 200 ribuan unit.
Kemudian Juli, penjualan kembali naik ke level 300 ribuan unit, sementara Agustus melonjak ke angka 524.821 unit.
"Lihat saja di Agustus kami sudah 524 ribu unit, harapan kami bisa terpenuhi," ucap dia.
Hari melanjutkan ada berbagai penyebab mengapa komponen tersebut menjadi langka dan ujungnya berdampak ke industri Tanah Air.
Pertama, ia mengatakan pada 2020, kala wabah corona (Covid-19). Karena hal tersebut industri terpaksa menghentikan kegiatan bisnis termasuk produksi. Dalam kondisi itu permintaan produk sepeda motor juga menurun.
Tapi di sisi lain, ia bilang industri chip semikonduktor merupakan sebuah bisnis yang besar dengan produksi berskala tinggi sehingga penyerapannya harus cepat.
"Sehingga saat sektor otomotif ini turun, maka hasil produksi mereka juga tentu harus ada yang serap. Dan di saat bersamaan industri lain permintaannya meningkat, yaitu sektor elektronika," ungkap dia.
"Jadi semula slot yang buat otomotif diredam sama sektor elektroniknya," sambung Hari.
Kemudian pada 2021 di saat industri sepeda motor Tanah Air mulai pulih, ia bilang produsen chip tidak bisa serta merta mengalihkan kembali hasil produksinya karena terikat kontrak.
"Kontraknya itu kan bisa satu hingga dua tahun," ucap Hari.
Permasalahan lain, ia menjelaskan pasokan chip menjadi semakin langka akibat negara penghasil bahan baku dan produksi komponen itu sedang mengalami masalah.
"Seperti China kan kemarin dia lockdown, terus perang Rusia dan Ukraina. Itu kan bahan baku chop ip ini dari sana (Rusia)," tutur Hari.