Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bus listrik yang digunakan di KTT G20 akan dipakai sebagai angkutan umum di sejumlah kota besar.
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Perhubungan pada Jumat (10/11), bus listrik itu bakal dijadikan angkutan massal perkotaan di Bandung, Surabaya dan Bali. Operasionalnya akan dikendalikan DAMRI menggunakan program buy the service dari Kemenhub.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenhub mengungkap ada 41 bus listrik yang telah disiapkan buat melayani aktivitas di KTT G20 Bali pekan depan. Pengadaan bus listrik ini merupakan kerja sama antara kementerian, BUMN, universitas dan produsen otomotif.
Sejumlah 30 unit dari 41 bus listrik itu merupakan Merah Putih, bus listrik yang diproduksi INKA, BUMN yang bergerak di bidang kereta.
Menurut penjelasan INKA, bus listrik itu sepanjang 12 meter yang dibuat bersama perusahaan karoseri Tentrem Sejahtera. Kabin muat satu sopir, 26 penumpang duduk dan 23 penumpang berdiri.
Bus listrik Merah Putih 12 meter dilengkapi 10 baterai lithium-ion 355 kWh yang mampu dikendarai 250 km dengan kecepatan maksimum 80 km per jam.
Selain Merah Putih, 11 bus listrik lainnya disuplai dari berbagai pihak seperti Universitas Indonesia dan sejumlah produsen otomotif dalam negeri. Bus listrik yang disediakan disebut berukuran sedang dan besar.
Budi mengatakan bangga dengan bus listrik ini ketika mengecek kesiapan unit di Bali pada Kamis (10/11).
"Saya bangga dengan apa yang sudah dilakukan. Bahwa jika ada yang belum maksimal, kita harus belajar dan tingkatkan lagi. Karena Pak Presiden menyampaikan kita harus mencoba. Insha Allah upaya ini bisa memberikan makna yang baik bagi bangsa," kata Budi.
Dia juga mengungkap bus listrik ini diproduksi lokal dengan tingkat kandungan lokal lumayan tinggi.
"Saya menjajal bus listrik karya anak bangsa, hasil kolaborasi antara Kemenhub, Kemenristek Dikti, INKA, dan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Tingkat komponen dalam negeri bus listrik ini sudah lebih dari 50 persen," ucap dia.
(fea)