Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengaku mendukung rencana pemerintah memberikan subsidi kendaraan listrik.
Menurut Eddy dengan pemberian insentif tersebut harga kendaraan listrik bisa lebih terjangkau, sehingga tidak lagi menjadi barang mahal dan eksklusif.
"Sudah seharusnya kendaraan listrik terjangkau oleh masyarakat dan tidak menjadi barang mahal dan eksklusif. Terjangkau baik dari sisi harga maupun layanan service. Inilah pentingnya ekosistem dan kebijakan insentif dari pemerintah," kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eddy, insentif mobil listrik harus membuat harga jadi lebih murah. Menurut dia apabila insentifnya tidak berpengaruh signifikan terhadap harga kendaraan listrik, maka masyarakat tidak akan tertarik untuk membeli.
"Kalau tidak ada pembelian maka tidak akan ada percepatan ekosistem kendaraan listrik dan tetap akan menjadi barang mahal serta eksklusif," lanjutnya.
Eddy juga menyoroti soal belum ada bentuk insentif terhadap after sales service kendaraan listrik. Padahal, menurut dia komponen paling penting dan kemungkinan paling mahal dalam kendaraan listrik adalah baterainya.
Oleh karena itu, menurut dia rencana kebijakan insentif dari pemerintah juga harus mempertimbangkan soal bagaimana harga baterai itu bisa lebih terjangkau.
"Bagaimana membuat harga baterai ini turun dan biaya perawatannya terjangkau? Insentif apa yang perlu diberikan? Ini hal-hal yang harus dijawab dalam kebijakan insentif kendaraan listrik," tuturnya.
Karena itu Eddy mendorong pemerintah untuk memperluas cara pandang insentif yang tidak hanya sebatas fiskal, tetapi termasuk persiapan perawatan baterai yang murah dan tenaga kerja yang profesional untuk perawatan kendaraan listrik.
"Diperlukan lingkungan rantai pasokan (supply chain) yang memadai untuk kebutuhan suku cadang kendaraan listrik ditunjang tenaga kerja yang terampil dan skillfull dalam industri kendaraan listrik," pungkasnya.
Pemerintah sebelumnya berencana memberikan insentif untuk kendaraan listrik. Saat ini angkanya masih digodok, namun diperkirakan mencapai Rp80 juta untuk mobil listrik berbasis baterai, Rp40 juta untuk mobil hybrid, Rp8 juta untuk motor listrik, dan Rp5 juta untuk motor konversi.
Terkini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengaku masih terus menghitung harga mobil listrik yang bisa mendapat insentif Rp80 juta.
Ia mengatakan bisa saja pemerintah hanya memberikan subsidi untuk mobil listrik yang harganya di bawah Rp800 juta.
Insentif ini juga kabarnya akan diberlakukan mulai Juni 2023. Kendati begitu, Agus mengatakan sejauh ini belum ada tenggat waktu kapan insentif akan mulai berlaku.
"Time frame belum ada. Makanya saya sampaikan, salah satu kuncinya adalah pembicaraan kita dengan DPR," ujar Agus.
"Kalau nanti bisa lebih cepat dari Juni, why not? Tapi intinya time frame belum ada. Saya harus berkata jujur belum ada time frame-nya," sambung dia.