Toyota menggandeng 10 SMK di Pulau Jawa untuk menjadi percontohan vokasi edukasi elektrifikasi industri otomotif Indonesia. Hal ini guna meningkatkan kompetensi lulusan SMK untuk kebutuhan industri otomotif.
Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan program ini diharapkan dapat mencetak generasi muda yang ahli dan terampil dalam menghadapi tantangan era elektrifikasi kendaraan.
"Kami meyakini, tanpa didukung sumber daya ahli dan kompeten, tantangan transformasi industri tidak dapat berjalan secara berkelanjutan," ungkap Bob dalam keterangan tertulisnya dikutip Jumat (3/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan percaya transformasi industri otomotif tetap dapat mengoptimalkan kapabilitas lokal dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) serta mengimplementasikan kemajuan teknologi sesuai tantangan era elektrifikasi dalam proses produksi.
Bob menambahkan pihaknya juga menggandeng dunia pendidikan untuk sama-sama menyebarluaskan pengetahuan mengenai kendaraan elektrifikasi kepada masyarakat.
Nantinya, dalam program ini 10 sekolah ini akan mengikuti tiga tahap pembelajaran. Pertama, training development yang terdiri dari aktivitas pelatihan dan sertifikasi kepada para pengajar SMK perwakilan dari 10 sekolah.
Para pengajar ini nantinya akan mendapat sertifikasi resmi di bidang elektrifikasi.
Kedua, tahap public lecture yang ditujukan kepada seluruh pengajar dan siswa di 10 SMK. Kemudian, tahap terakhir yakni curriculum development.
Toyota bekerja sama dengan Labtech dan UPI sebagai konsultan ahli di bidang kurikulum pendidikan untuk dapat mengimplementasikan kurikulum teknologi elektrifikasi kepada 10 SMK tersebut.