Honda-Toyota Optimistis Pasar LCGC Tumbuh Walau Makin Mahal Rp5 Juta

Honda Prospect Motor (HPM) mengaku tak khawatir dengan rencana pemerintah menyesuaikan harga mobil low cost green car (LCGC) sekitar Rp5 juta.

Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, mengatakan pihaknya masih optimistis pasar LCGC tetap besar. Menurut dia pembeli LCGC biasanya konsumen first time buyer atau mereka yang baru pertama kali membeli mobil dan jumlahnya tidak akan surut.

"Yang pasti konsumen first time buyer itu sangat besar sekali. Terutama ada di luar Pulau Jawa yang terus tumbuh," ujar Yusak saat dihubungi, Rabu (1/3).

Yusak sebelumnya mengatakan pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan kenaikan harga LCGC. Kata dia kenaikan harga merupakan hal wajar dan selurus kualitas produk yang mereka tawarkan.

Ia juga meyakini konsumen Honda pasti akan memahami apabila nantinya harga LCGC naik.

"Bagi kami, kualitas suatu produk itu paling utama dalam suatu proses produksi. Kenaikan biaya produksi dan biaya logistik yang tinggi membuat harga jual menjadi naik walaupun sudah banyak dilakukan efisiensi di perusahaan," ungkap dia.

Anton Jimmi Suwandy selaku Marketing Director PT Toyota Astra Motor saat dihubungi terpisah juga tetap optimistis segmen LCGC akan tetap tumbuh meski semakin mahal.

"Harapan kita market tetap bertumbuh dengan kenaikan harga LCGC ataupun tidak. Tetap kita perhatikan competitiveness," kata Anton.

Henry Tanoto, Vice President TAM beberapa waktu lalu juga sempat memprediksi pasar LCGC akan tetap besar tahun ini. Pasalnya, segmen LCGC masih menjadi favorit bagi first buyer yang ingin memiliki mobil pertama.

Ditopang pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan terus membaik, Henry percaya pasar LCGC akan mengikuti pertumbuhan tersebut. Ia meyakini penjualan LCGC akan terus tumbuh dengan kondisi itu.

"Rasanya saya optimistis dengan LCGC market ini akan terus tumbuh. Terutama untuk first buyer, melihat pada movement produk-produk LCGC ini," ujar Henry.

Sementara itu, Astra Daihatsu Motor belum mau bicara banyak mengenai rencana kenaikan harga LCGC. Sri Agung Handayani, Direktur Marketing dan Direktur Planning & Communication PT ADM mengatakan pihaknya masih harus mempelajari kebijakan baru itu.

"Kami masih menunggu dulu detail kebijakannya. Untuk penyesuaian itu sendiri, pastinya sudah diperhitungkan dengan matang oleh pemerintah," ujar Agung.

Penjualan LCGC yang merupakan segmen mobil termurah di Tanah Air cukup fluktuatif dalam empat tahun terakhir. Pada 2019, sebelum pandemi Covid-19, penjualan menembus angka 217.454 unit secara wholesale berdasarkan data Gaikindo.

Angka itu kemudian menurun drastis pada 2020. Sepanjang tahun itu, LCGC hanya terjual 104.650 unit.

Penjualan LCGC kembali meningkat setahun setelahnya atau 2021 dengan total penjualan 146.520 unit.

Penjualan mobil di segmen LCGC semakin bergairah pada 2022. Merujuk data Gaikindo, 158.206 unit LCGC terjual sepanjang tahun lalu.

Pemerintah sebelumnya berencana menaikkan harga LCGC sebesar Rp5 juta. Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Ilmatap) Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetyo menjelaskan alasan kenaikan harga tersebut dilandasi faktor ekonomi, salah satunya inflasi.

Selain itu, kenaikan harga berkaca pada peningkatan harga material produksi mobil termasuk LCGC dan juga permintaan produsen.

Namun begitu, pemerintah memastikan kenaikan banderol mobil LCGC tidak akan membuat harganya melonjak drastis. Pemerintah menegaskan harga yang ditawarkan ke konsumen masih sesuai konsep terjangkau sebab tetap di bawah Rp200 juta.

[Gambas:Video CNN]