Bau khas interior mobil baru dihasilkan dari berbagai macam bahan kimia. Walau bau ini bisa jadi disukai banyak orang tetapi menurut penelitian terbaru efeknya dapat merugikan manusia bahkan sampai memicu kanker.
Bau yang Anda cium itu sebenarnya berasal dari bahan kimia plastik, karet, perekat, pelarut dan material lainnya yang digunakan ketika mobil diproduksi di pabrik.
Setelah selesai diproduksi sisa bahan kimia ini masih terus dihasilkan dan terperangkap di mobil yang tertutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurut studi yang dirilis Harvard Univerity dan Beijing Institute of Technology ditemukan bahwa bahan kimia yang menghasilkan bau mobil baru bisa meningkatkan risiko pengembangan kanker.
Studi yang diterbitkan pada awal April ini mengungkap bahwa kabin SUV medium jenis plug-in hybrid yang diteliti ternyata mengandung volatile organic compound (VOC) yang melebihi batas aturan ditetapkan pemerintah China. Mobil ini dikatakan sudah diproduksi sebulan sebelumnya.
VOC itu termasuk formaldehida dan benzena yang dianggap badan internasional untuk kanker, International Agency for Research on Cancer (IARC), sebagai karsinogen kelas I, artinya sebagai agen penyebab kanker.
Karsinogen adalah zat yang dapat menimbulkan kanker dalam jaringan hidup.
Selain itu ada asetaldehida, etilbenzena, dan stirena yang merupakan karsinogen kelas II, dianggap sebagai penyebab kanker.
Studi ini meneliti konsentrasi kandungan VOC pada SUV yang parkir selama lebih dari 12 hari. Jumlah hari itu dipilih sebab dianggap bisa mewakili perubahan cuaca seperti cerah, berawan dan hujan.
Perbedaan ini bisa menunjukkan bagaimana VOC dipengaruhi berbagai variasi suhu, kelembapan dan kondisi sekitar lainnya.
Pengujian ini mengungkap kandungan formaldehida naik. Bahan yang biasa dipakai untuk mengawetkan mayat ini meningkat 34,9 persen di atas standar yang ditetapkan otoritas China selama 12 hari.
Level asetaldehida, bahan yang dipakai membuat plastik dan kulit di mobil uji, bahkan lebih tinggi, yaitu 60,5 persen di atas standar. Sedangkan peningkatan kadar benzena juga terdeteksi.
Kandungan berbahaya di kabin mobil ini bisa merugikan pengemudi dan penumpang lain yang bernapas di dalamnya. Bahkan kandungan VOC dapat masuk ke tubuh tidak lewat jalur pernapasan karena bisa melewati membran kulit.
Menurut peneliti hasil penelitian mereka bisa membantu para produsen mobil memilih bahan kimia yang tepat buat memangkas risiko kesehatan konsumen.
(fea)