Fiersa Besari Kecelakaan, Pakar Tak Sarankan Berkendara Dini Hari

CNN Indonesia
Senin, 05 Jun 2023 11:20 WIB
Fiersa Besari mengalami kecelakaan dan mobil yang ditumpanginya beserta kru nyaris masuk jurang saat berkendara dari Bone ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Ilustrasi. Pakar keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu tidak menyarankan berkendara saat dini hari. (Foto: Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fiersa Besari mengalami kecelakaan dan mobil yang ditumpanginya beserta kru nyaris masuk jurang. Kecelakaan itu terjadi di Bone, Sulawesi Selatan ketika harus mengejar penerbangan pagi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

"Kami tuh ngejar penerbangan pagi di Makassar. Jadi, dari Bone ke Makassar itu harus berkendara naik mobil lewat perjalanan darat," kata Fiersa dalam rangkaian Instagram Story pada Minggu (4/6).

Fiersa dan kru berangkat dari Bone sekitar tengah malam dan harus tiba di Makassar pagi hari. Mereka mengejar penerbangan pagi karena harus manggung di Java Jazz Festival 2023 di hari tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, ngebut banget tuh dan sepertinya karena sudah tengah malam ya sopirnya mengantuk. Jangan dimarahin ya, wajar juga dia kecapekan," ujarnya.

Menurut dia berdasarkan kesaksian beberapa temannya, sopir tampak tertidur di tengah jalan hingga mengalami kecelakaan. Kondisi jalan saat itu juga gelap dan tampaknya di depan jurang.

Belajar dari kejadian tersebut, praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu beberapa waktu lalu sempat mengatakan sebetulnya berkendara pada dini hari memang tidak direkomendasikan.

Pasalnya, banyak bahaya yang mengintai saat berkendara pada waktu dini hari menjelang subuh.

"Secara best practice dari korporasi-korporasi yang concern keselamatan jalan, mengemudi keluar kota pada malam hari itu dilarang atau tidak direkomendasikan," kata Jusri saat dihubungi.

Jusri menjelaskan tubuh manusia memiliki jam biologis yang pada dini hari kinerja organ tubuh menurun. Selain itu pada malam hingga dini hari pasokan oksigen juga berkurang.

Dua faktor ini akan membuat pengemudi mengantuk dan akhirnya hilang konsentrasi dan berpotensi mengalami kecelakaan.

Selain itu, visibilitas selama berkendara malam atau dini hari juga terbatas. Meski ada lampu penerangan jalan atau lampu mobil, hal itu menurutnya tidak akan banyak membantu.

Ia menambahkan kondisi jalanan yang cenderung sepi saat dini hari juga menimbulkan situasi monoton dan membuat grafik otak akan lebih flat, sehingga pengendara akan mudah mengantuk. Ditambah lagi pengendara biasanya akan mengemudi dengan kecepatan konstan pada kondisi tersebut.

"Karena ada kurangnya hambatan-hambatan di jalan, fluktuatif dari pergerakan otak itu akan tenang dan kita akan gampang sekali ngantuk," papar Jusri.

Bagi yang terpaksa harus berkendara pada malam hari, ia menyarankan agar pengemudi menyempatkan tidur terlebih dulu sebelum perjalanan.

Pengemudi juga disarankan memilih waktu perjalanan yang baik. Terpenting adalah jangan mengabaikan tanda-tanda keletihan saat berkendara dan langsung menepi untuk beristirahat.

"Begitu ada tanda-tanda keletihan jangan tunda [istirahat]. Begitu ada tanda-tanda [keletihan] berhenti, jangan mengemudi pada malam hari, karena sinar lampu yang jelas lebih rendah intensitasnya, faktor-faktor jam biologis," tuturnya.

Jusri menyarankan agar segera mencari tempat istirahat yang aman ketika sudah letih berkendara. Jika belum menemukan tempat istirahat, pengemudi bisa menstimulus otak dengan membuka kaca mobil, mengucek mata, stretching, atau sekadar mendengarkan lagu.

"Setelah menemukan rest area, usahakan tidur. Kalau terbatas dengan waktu, dia bisa nano sleep, mini sleep, jadi ada satu tidur yang bisa regain power kita, ada namanya juga power nap. Itu adalah tidur-tidur sejenak yang bisa reboost kebugaran kita sejenak, hanya butuh waktu 5 sampai 30 menit," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(dmr/dmr)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER