Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi Jepang pekan ini dan meminta prinsipal otomotif meningkatkan ekspor kendaraan komersial buatan Indonesia. Dua di antaranya yang didorong adalah Mitsubishi Fuso ke Australia dan Isuzu ke Afrika.
Agus dalam keterangan resminya, Kamis (8/6), mengatakan pabrik Fuso di Indonesia bisa start penjajakan pasar ekspor, terutama ke ASEAN dan Australia.
Kata Agus merek berlogo tiga berlian ini sudah menjual 1,2 unit kendaraan komersial di ASEAN dan 303.741 unit di Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan memperhatikan letak geografis Indonesia, kami memandang bahwa ekspor Fuso ke Australia akan lebih menguntungkan bila dilakukan dari Indonesia dibandingkan dengan dari Jepang," ujar Menperin.
Selain ekspor Fuso juga didorong meningkatkan pemakaian komponen buatan dalam negeri untuk perakitan kendaraan serta menambah lini produk ataupun jenis kendaraan yang diproduksi.
Agus menyoroti Proof of Concept (PoC) truk listrik eCanter yang sudah berjalan di Indonesia. Menurut dia hal ini meningkatkan peluang produksi truk listrik di dalam negeri buat kebutuhan ekspor.
Agus saat berada di Jakarta pada Jumat (9/6) menyatakan Isuzu telah menyetujui permintaan pasar ekspor baru kendaraan komersial yaitu Afrika.
Agus belum menyebut kapan realisasi ekspor bakal dimulai, tapi hal ini menjadi bagian kelanjutan bisnis Isuzu setelah mereka sepakat merelokasi pabrik UD Trucks dari Thailand ke Indonesia.
UD Trucks merupakan merek truk yang sebelumnya dipegang Volvo, namun sejak 2019 diambil alih Isuzu.
"Kemarin juga berbincang bersama pihak Isuzu, mereka segera membuka pasar Afrika dan mereka setujui," kata Agus ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (9/6).
Perluasan ekspor, menurut Agus menjadi salah satu hal yang diminta pemerintah kepada Isuzu saat kunjungan kerjanya ke Tokyo, Jepang pada Selasa (6/6).
"Waktu saya ke sana kemarin itu, kami juga meminta perluasan pasar ekspor dari produk-produk Isuzu," kata dia.
Lebih lanjut, Agus mengatakan relokasi pabrik dari Thailand ke Indonesia untuk kebutuhan produksi kendaraan komersial UD Truck mencapai US$2 juta atau sekitar Rp29,6 miliar.
Menurut Agus investasi itu akan mulai digunakan pada 2024 dengan produksi tahap awal mencapai 1.600 unit. Volume produksi dijanjikan bakal meningkat setiap tahun.
"Mulainya itu 2024 dengan nilai investasi 2 juta dolar (Rp29,6 miliar)," kata Agus.
Agus menyampaikan investasi ini tidak membuat Isuzu membuka lahan baru khusus UD Truck, melainkan mereka memanfaatkan pabrik yang ada untuk mendirikan line produksi baru.
Saat ini Isuzu sudah memiliki pabrik di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik itu telah menghasilkan unit ribuan unit ekspor CBU tahunan dengan model andalan Traga.
Agus menambahkan relokasi tersebut menjadi sesuatu yang baik sebab ini dapat menyerap tenaga kerja baru di Indonesia. Selain itu relokasi diharapkan dapat mengerek Tingkat Komoponen Dalam Negeri (TKDN) terhadap produk yang dihasilkan.
"Itu bagus karena bisa sekaligus menambah lahan kerja 100-150 orang khusus untuk produksi UD Truck," kata Agus.
(ryh/fea)