4 Dampak Buruk Sering Gonta-ganti Oli Mesin Mobil
Oli mesin mobil perlu diganti secara berkala. Namun perlu diingat, Anda direkomendasikan tidak menggonta-ganti merek oli mesin mobil.
Raja Nami Siregar, Kepala Bengkel Auto2000 Tanjung Api-api, Palembang, Sumatera Selatan mengatakan kebiasaan gonta-ganti merek oli mesin kurang baik karena bisa berdampak pada performa mesin.
"Akan berdampak kurang baik. Karena viskositas tiap grade oli berbeda-beda," kata Raja Nami, mengutip laman resmi Auto2000.
"Jika sering gonta-ganti dikhawatirkan ada sisa oli sebelumnya yang kurang baik yang menjadi jelaga atau kerak, hal ini berpotensi menyumbang sistem pelumasan. Kami sarankan selalu rutin menggunakan oli full synthetic," kata dia menambahkan.
Meski tidak berbahaya, namun tetap ada sejumlah risiko efek samping yang berpotensi dialami jika terlalu sering mengganti merek. Berikut beberapa efek buruk tersebut.
Lihat Juga : |
1. Mesin cepat panas
Jika Anda salah memilih karakter oli, ada risiko mesin akan jadi cepat panas. Sebenarnya, hal ini bukan disebabkan oleh perbedaan merek, tapi perbedaan karakter oli.
Namun demikian, berbeda merek biasanya juga cenderung memiliki karakter yang berbeda, sehingga jika diganti terus menerus maka akan menyebabkan mesin jadi cepat panas.
2. Mesin berkerak
Mengganti merek oli mesin mobil terlalu sering juga dapat membuat mesin jadi berkerak. Ini terjadi karena perbedaan oli membentuk oil smudge atau oli berlumpur.
Oli berlumpur bisa terbentuk karena setiap merek memiliki tingkat kekentalan oli berbeda-beda. Jika oli terlalu encer dicampur dengan oli yang lebih kental, maka berpotensi terbentuk oil smudge dan membuat mesin berkerak.
3. Tarikan mesin loyo
Efek buruk lainnya karena gonta-ganti merek mesin adalah risiko tarikan mesin menjadi loyo. Ini bisa terjadi karena bagian dalam mesin terdapat penumpukan oli.
Oli yang berlumpur dan menumpuk akan memicu gesekan berlebih dalam komponen mesin. Ini membuat menjadi panas dan tarikan mesin menjadi loyo.
4. Oli rembes
Pada mesin terdapat seal yang berfungsi sebagai penutup tabung oli. Seal ini terbuat dari bahan karet yang elastis dan bisa menutup dengan kencang.
Jika oli yang digunakan menjadi berlumpur dan rusak, maka seal juga bisa ikut rusak. Seal yang rusak tidak mampu menutup dengan baik, sehingga memicu oli mobil rembes, mengutip Lifepal.