Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bertemu dengan perwakilan pabrikan mobil listrik asal Vietnam, Vinfast, Selasa (10/10). Dalam pertemuan itu Moeldoko menegaskan pemerintah Indonesia mengutamakan investor yang mendirikan pabrik di Indonesia.
Menurut Moeldoko pemerintah Indonesia sangat terbuka terhadap kerjasama dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia asalkan sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan di Indonesia.
"Perlu diperhatikan juga bahwa pemerintah Indonesia dalam kebijakannya, memprioritaskan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Supaya ke depannya industri-industri mobil listrik yang terbangun di Indonesia bisa berkelanjutan," kata Moeldoko dalam sebuah keterangan resmi, Selasa (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Regulasi yang dimaksud salah satunya adalah Peraturan Presiden (Perpres) No 55/2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai serta Instruksi Presiden (Inpres) No 7/2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional yang dijadikan dasar oleh investor asing untuk masuk ke Indonesia.
Moeldoko menjelaskan investasi tersebut menjadi acuan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari hulu ke hilir, baik dalam pembuatan baterai hingga produksi kendaraan itu sendiri.
Peluang percepatan pemenuhan TKDN minimal 40 persen tetap terbuka, dengan catatan, sebelum 2026 produksi baterai mobil listrik harus dilakukan di Indonesia. Pasalnya, baterai menjadi komponen krusial dalam kendaraan listrik itu sendiri.
Kemudian Moeldoko juga menjelaskan terkait dengan insentif yang akan diberikan berupa relaksasi pajak, penyesuaian TKDN sebesar 40 persen hingga 2026, serta relaksasi impor kendaraan Completely Built Up (CBU).
"Cek regulasinya, revisi Perpres 55," katanya.
Lebih lanjut, Moeldoko yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia mengatakan pemberian insentif ini akan diberikan hingga 2026. Selain berfokus pada pemberian insentif investasi, Moeldoko juga menjelaskan pentingnya pertimbangan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di dalam negeri.
"Hadirnya pabrik kendaraan listrik ini juga harus ikut menyejahterakan masyarakat, kita harus bisa sama-sama saling belajar. Pasti akan jadi partner yang baik ke depannya," tuturnya.
Di sisi lain, Vinfast menyampaikan ketertarikannya terhadap pasar kendaraan listrik di Indonesia.
Deputy CEO dari Vinfast Global Bui Kim Thuy menegaskan target pembangunan pabrik Vinfast di Indonesia pada 2026 dapat dipercepat jika ada dukungan dari pemerintah Indonesia.
"Kita bisa percepat hingga 2025, tentunya dengan dukungan pemerintah Indonesia terutama kaitannya dengan insentif investasi," ujar Bui Kim Thuy.
Vinfast merupakan salah satu produsen mobil listrik dari Vietnam yang mulai agresif melakukan penetrasi ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Perusahaan ini berencana menginvestasikan sekitar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,8 triliun termasuk Indonesia.
Vinfast juga tercatat sebagai satu-satunya perusahaan asal Vietnam yang melantai di bursa Amerika Serikat (AS).