Toyota Motor Co. berencana membangun ekosistem industri baterai untuk mobil listrik di Indonesia dengan menggandeng Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).
Yoshiki Konishi, President & Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co. Ltd mengatakan pembangunan industri baterai listrik di Indonesia nantinya tidak hanya melayani kebutuhan untuk Toyota saja, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan industri lainnya, khususnya mobil listrik.
"Kami akan bekerja sama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai. Selama ini Toyota sudah bekerja sama dengan CATL. Tentu saja kami akan mengajaknya," ujar Konishi saat berbincang dengan wartawan di Keio Hotel Plaza, Tokyo, Jepang, Selasa (24/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konishi mengatakan Toyota serius dengan rencana kerja sama CATL. Toyota bahkan berniat menjadikan basis produksi baterai itu untuk melayani pasar Asia.
Lihat Juga :![]() Japan Mobility Show 2023 Toyota Perkenalkan Dua Mobil Listrik Konsep FT-3e dan FT-Se di Tokyo |
Upaya ekspansi ke sektor ekosistem industri baterai ini merupakan tindak lanjut dari Toyota atas komitmen mereka mengurangi emisi karbon.
"Nantinya pabrik baterai tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan di Indonesia sekaligus di kawasan Asia. Tidak hanya untuk mobil listrik tetapi juga produk lainnya seperti hybrid. Dan ketika kita berbicara tentang ekosistem, semua mesti terlibat,"ujar Konishi.
CATL merupakan produsen asal China yang fokus bergerak di bidang manufaktur baterai litium-ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
Rencana Toyota Group merambah ekosistem industri baterai ini menunjukkan keseriusan prinsipal asal Jepang tersebut dalam melakukan ekspansi terhadap model-model elektrifikasi di Indonesia maupun regional.
Toyota melalui Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat ini tercatat sudah memiliki fasilitas perakitan baterai di Pabrik Karawang II, yang dibangun untuk melayani kebutuhan Yaris Cross Hybrid dan Innova Zenix Hybrid.
Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam mengatakan rencana Toyota membangun ekosistem industri listrik di Indonesia saat ini masih dalam tahap studi. Pihaknya masih berproses dalam hal pemetaan kebutuhan pasar dan standarisasi kelayakan.
"Saat ini masih di tahap studi apa saja yang harus direalisasikan, kelayakan, hingga pasarnya," kata Bob saat ditemui di Tokyo, Jepang, Rabu (25/10) malam. Untuk melokalisasi produksi baterai, kata Bob, setidaknya diperlukan produksi volume sebanyak 100 ribu unit mobil listrik. Sementara saat ini, volume EV di Indonesia baru mencapai kisaran 20 ribu hingga 30 ribu unit per tahun.
"Kalau pasar diberi insentif bisa lebih cepat (lokalisasi produksi baterai), karena harga menjadi terjangkau, tidak mungkin bisa menekan harga EV tanpa melokalisasi komponen elektrifikasi," kata Bob.
Meski belum dapat memastikan kapan realisasi pembangunan industri baterai, Bob meyakini Indonesia punya potensi besar untuk mewujudkan hal tersebut, mengingat sumber bahan baku baterai melimpah, dan rekam jejak dalam melokalisasi produksi hingga ekspor.