Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan Mitsubishi Fuso di Indonesia, menyebut bakal merilis truk listrik eCanter di gelaran Gaikindo Indonesia International Autos Show (GIIAS) pada Juli mendatang.
"Sejauh ini kan kita memang sudah diumumkan di GIIAS tahun lalu ya, kita mau launching eCanter itu bertepatan dengan GIIAS Juli 2024," kata Sales and Marketing Director KTB Aji Jaya di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan saat ini eCanter masih dalam tahap proof of concept (POC) bersama beberapa rekanan sehingga belum ada evaluasi menyeluruh.
Di samping itu Aji berharap eCanter bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait subsidi truk listrik.
"Ya kami mash nunggu kebijakan dari pemerintah, sampai sekarang kan belum jelas ya. Tapi kami berharap pemerintah memberikan support, tapi sampai sekarang kita masih menunggu," kata dia.
Dia mengatakan KTB sudah berkomunikasi dengan pemerintah lewat asosiasi otomotif agar subsidi truk listriknya itu dapat subsidi. Namun saat ini sifatnya masih menunggu.
"Tentunya kita ada komunikasi melalui asosiasi otomotif dan pasti ada komunikasi pihak kita dengan goverment tapi sifatnya masih menunggu," tutur Aji.
Fuso eCanter generasi kedua sudah dipamerkan di GIIAS 2023. Proof of concept yang dijalankan menjajaki penggunaannya untuk kebutuhan niaga seperti logistik.
eCanter saat ini hanya diproduksi di pabrik Fuso di Kawasaki Jepang dan di Tramagal, Portugal.
Di Jepang sendiri eCanter dapat dibeli dengan subsidi dari pemerintah setempat sebesar 50 persen sehingga dapat dibanting setengah harga.
Subsidi diambil dari bujet yang sudah disiapkan pemerintah untuk jangka waktu satu tahun. Konsumen tinggal mengajukan diri membeli truk listrik menggunakan subsidi, lalu bakal dikucurkan usai semua validasi selesai.
Banderol termurah eCanter di Jepang sekitar 15 juta yen atau Rp1,56 miliar. Berkat subsidi konsumen hanya perlu membayar 7,5 juta yen atau sekitar Rp780 jutaan.
(can/fea)