TIPS OTOMOTIF

Ban Retak Halus Boleh Dipakai Mudik?

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Apr 2024 09:10 WIB
Ban retak bisa jadi tidak berbahaya tergantung kedalaman dan posisinya, hal ini seharusnya jadi pertimbangan penting untuk mudik.
Ban retak bisa jadi tidak berbahaya tergantung kedalaman dan posisinya, hal ini seharusnya jadi pertimbangan penting untuk mudik. (iStockphoto/YILMAZUSLU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Permukaan ban retak umum terjadi dan mungkin saja bukan masalah, tetapi hal ini tidak boleh dianggap sepele apalagi jika Anda berencana berkendara mudik.

Retakan-retakan kecil atau sering disebut retak rambut bisa terjadi di bagian dinding atau tapak ban. Menurut Dunlop Indonesia retak ini masih bisa ditoleransi jadi tak perlu buru-buru langsung ganti ban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retak yang belum tergolong berbahaya bila kondisinya halus dan dangkal. Bila kedalaman retak kurang dari 1 milimeter disebut tak perlu penggantian.

Ban retak halus masih bisa diandalkan lantaran struktur ban punya beberapa lapisan sebagai pengamanan. Bagian ban seperti carcass ply atau tubeless inner liner masih dapat melindungi dari kebocoran. Selain itu, ada serat benang nilon dan lapisan karet di ban yang mampu menambah kekuatan.

Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah bila retak berada di area bekas tambalan. Ini bisa mengindikasikan kerusakan lebih parah dan Anda direkomendasikan mengganti ban baru.

Retak pada ban bisa dianggap berbahaya bila jumlahnya banyak dan berada di tapak. Retakan pada tapak ban dapat menurunkan daya cengkeram dan traksi ban, terutama saat menghadapi jalan basah.

Hal itu berisiko menyebabkan kendaraan sulit dikontrol saat bergerak dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Tidak hanya itu, retakan pada ban juga bisa mengurangi kenyamanan saat Anda mengemudi karena dapat menjadi sumber getaran yang mengganggu ketika mobil bergerak.

Kerugian lain memakai ban retak adalah soal estetika menurun karena tampilan ban tak lagi normal.

Penyebab permukaan ban retak

1. Faktor cuaca

Retakan pada ban bisa muncul akibat cuaca yang berubah-ubah. Kebanyakan ban kendaraan, baik mobil maupun motor, terbuat dari karet, yang membuatnya rentan terhadap perubahan cuaca.

Jika ban mengalami keretakan karena cuaca, sebaiknya menghindari melakukan penambalan. Hal tersebut akan memperparah kondisi ban dan membuatnya semakin rusak.

2. Tekanan udara

Tekanan udara yang tidak sesuai dapat membuat permukaan ban menjadi retak. Jika tekanan udara kelebihan atau kekurangan angin dapat membuat ban semakin cepat retak.

3. Paparan zat berbahaya

Zat keras seperti bensin ataupun air keras dapat merusak ban sehingga menimbulkan keretakan. Jika tidak sengaja terpapar, segera bersihkan dengan air sebagai tindakan pertama.

4. Kelebihan muatan

Hindari membawa muatan berlebihan lantaran dapat menimbulkan retak pada permukaan ban.

Tips menghindari keretakan ban

1. Pastikan tekanan udara pas

Pastikan tekanan udara sesuai yang disarankan pabrikan. Setiap produsen sudah menulis besaran tekanan udara yang ideal pada kendaraan.

2. Tidak membawa muatan berlebih

Hindari membawa muatan berlebihan saat melakukan perjalanan dekat ataupun jauh. Anda bisa mencari tahu mengenai batas maksimal beban yang bisa ditanggung kendaraan di buku manual kendaraan.

3. Bersihkan dinding ban dari benda asing

Membersihkan ban dari benda-benda asing dapat mencegah retak pada permukaannya. Sebagai bagian mobil yang selalu bersentuhan dengan jalan, ban mudah menangkap material asing. Bersihkan ban secara berkala untuk menghilangkan kotoran dan zat-zat yang menempel dari permukaan jalan.

(bil/fea/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER