GIIAS 2024

Daihatsu Buka Suara soal Rocky Hybrid Muncul di GIIAS 2024

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Jul 2024 19:30 WIB
Daihatsu Rocky Hybrid kembali muncul di pameran otomotif GIIAS. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Tangerang, CNN Indonesia --

Keputusan Daihatsu terkait nasib Rocky Hybrid di Indonesia masih abu-abu. Sejak diperkenalkan pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, status mobil tersebut masih sama yaitu menjadi bahan pajangan dan riset kala pameran.

Hal yang sama terjadi pada perhelatan GIIAS 2024. Rocky Hybrid hanya menjadi pajangan tanpa ada sinyal kapan diluncurkan di Tanah Air.

Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Communication Director ADM juga enggan berbicara banyak saat disinggung hal tersebut. Agung hanya mengungkap jika Indonesia potensi untuk Rocky Hybrid, tapi nampaknya tidak dalam waktu dekat.

"Itu sudah ditanyakan. Kita akan informasikan segera kapan untuk memasarkan. Nanti akan dikabarkan," ucap Agung ditemui di GIIAS 2024, ICE BSD, Jumat (19/7).

Rocky Hybrid pertama kali diperkenalkan ke publik tahun lalu bertepatan pameran otomotif GIIAS. Namun, kehadirannya sebatas bahan pameran Daihatsu dan riset perusahaan. Pengenalan produk itu ke masyarakat berbarengan dengan kemunculan model konsep listrik Ayla EV.

Meski di Indonesia belum ada kejelasan, Rocky e:Smart Hybrid sudah duluan rilis di Jepang. Mobil ini memiliki konsep hybrid yang menjadikan mesin konvensional sebagai generator, sementara penggeraknya berupa motor listrik. Sistem kerjanya seperti Nissan Kicks e-Power yang sudah dijual di Indonesia.

Agung pada Januari 2023 mengklaim pihaknya masih terus mempelajari mobil-mobil elektrifikasi yang akan dijual di tengah serbuan mobil ramah lingkungan asal China dan Korea Selatan ini.

"Seperti tadi jawabannya, belum (untuk elektrifikasi 2023), hybrid sekalipun," kata Agung di Jakarta tahun lalu.

Masih di tahun yang sama, Agung bilang riset yang dilakukan bersama Rocky Hybrid beragam, mulai dari masalah teknologi hingga segmen pasar.

"Hybrid, orang melihat ini sebagai suatu teknologi, ini yang pertama. Terus yang kedua, mereka melihatnya adalah efisiensi," ucap Agung.

"Terus yang ketiga karena konsumen rata-rata yang hybrid itu bukan first buyer tapi orang yang sudah aware terhadap emisi, lingkungan. Lebih ke arah itu perilakunya, agak berbedanya di sana," ucapnya menambahkan.



(ryh/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK