Toyota-Honda Tanggapi Pemerintah Batal Beri Insentif Mobil Hybrid
Pemegang merek mobil paling laris di dalam negeri, Toyota Astra Motor (TAM), dan Honda Prospect Motor (HPM) merespons sikap pemerintah yang enggan memberikan insentif untuk mobil hybrid.
Anton Jimmy, Direktur Pemasaran TAM, mengatakan menghargai keputusan pemerintah tersebut.
"Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung perkembangan industri otomotif Indonesia, Toyota menghormati keputusan pemerintah dan terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang terkait kebijakan maupun regulasi yang ada," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/8).
Kendati demikian Anton menyinggung regulasi pemerintah bersifat dinamis dan bergantung terhadap situasi dan kondisi terbaru.
Anton menjelaskan komposisi kendaraan elektrifikasi, hybrid dan listrik, pada penjualan mobil nasional masih di bawah 10 persen.
Kata dia hal itu menunjukkan masih banyak ruang potensi perkembangan mobil elektrifikasi ke masyarakat, salah satunya hybrid.
Ia menilai beragam ketersediaan teknologi elektrifikasi saat ini akan bisa membantu mengakselerasi perkembangan dan adopsinya di Indonesia sehingga berkontribusi lebih besar terhadap pengurangan emisi.
"Jadi, melihat peluang yang ada saat ini kami berharap pemerintah dapat mendukung semua teknologi yang berkontribusi pada pengurangan emisi untuk mencapai netralitas karbon," kata Anton.
Tak ada insentif mobil hybrid
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya memastikan tak ada penambahan insentif untuk sektor otomotif pada tahun ini, termasuk buat mobil hybrid yang sudah diminta Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
"Tentu kalau untuk otomotif kebijakan sudah dikeluarkan, jadi tidak ada kebijakan perubahan, atau tambahan lain," ucap Airlangga dikutip dari CNBC, Senin (5/8).
Insentif baru tak akan diberikan lantaran dinilai kebijakan kebijakan insentif fiskal yang ada saat ini sudah cukup mendorong penjualan mobil baru.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso memaparkan insentif untuk mobil konvensional tak akan diberikan karena penjualan otomotif sudah mulai tumbuh.
Sebagai contoh, kata dia, dalam penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada bulan lalu, penjualan mobil sudah terbilang baik dan meningkat dibanding 2023.
"PPnBM DTP kan kemarin sudah diputuskan tidak, karena dari hasil yang kemarin, walaupun Kuartal I agak menurun, tapi dihasil GIIAS kemarin kan cukup bagus untuk hybrid, semuanya," ucap Susiwijono.
Honda juga positif
Mirip Toyota, Honda Prospect Motor juga menyikapi positif keputusan pemerintah.
"Pada dasarnya kami percaya bahwa setiap kebijakan pemerintah pasti telah mempertimbangkan berbagai aspek untuk mendukung ekonomi dan pertumbuhan industri yah," kata Yusak Billy selaku Sales & Marketing and After Sales Director HPM kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/9).
Billy mengklaim HPM punya strategi khusus untuk pengenalan model hybrid berdasarkan regulasi yang ada saat ini. HPM rencananya bakal menjual mobil listrik baru, e:N1, dan mobil hybrid Step WGN, di Indonesia pada 2025.
Sebelumnya Billy pernah menyampaikan perusahaannya berharap ada kucuran insentif mobil hybrid dari pemerintah sebab dia nilai berpotensi semakin menumbuhkan permintaan konsumen dan berdampak positif terhadap pasar otomotif secara keseluruhan.
(can/fea)