Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik anoda baterai lithium kendaraan listrik, BTR New Energy Material, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kendal, Jawa Tengah. Pabrik ini disebut punya kemampuan produksi lebih besar dari pabrik anoda di China.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini saya resmikan pabrik anoda baterai lithium PT Indonesia PDR New Energy Material di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah," kata Jokowi, Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam peresmian hadir pula para pembantu presiden di antaranya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut menilai pabrik anoda itu lebih besar dari yang berada di China.
Luhut menjelaskan pabrik ini memiliki kapasitas 80 ribu ton per tahun yang cukup untuk membuat 1,5 juta mobil listrik.
Pada kuartal IV tahun ini, BTR New Energy disebut akan mulai membangun fase kedua pabrik, sehingga total kapasitas produksi meningkat dua kali lipat yaitu 160 ribu ton per tahun.
"Dengan kapasitas ini Indonesia menjadi produsen anoda kedua terbesar di dunia. Dan pabrik ini menjadi terbesar di dunia," kata Luhut, Rabu (7/8).
Sebagai pembanding, kata Luhut, Jepang hanya memiliki kapasitas anoda 10 ribu ton per tahun. Korsel hanya 40 ribu ton, sementara pabrik di China kapasitasnya 100 ribu ton.
"Jadi kita akan bisa melewati China dalam beberapa waktu ke depan," kata Luhut.
Dia mengatakan anoda adalah salah satu komponen utama dalam lithium baterai yang berperan sebagai sumbu negatif. Sementara pengolahan nikel yang sudah dilakukan membentuk komponen katoda yang berperan sebagai sumbu positif.
"Sebagaimana yang kita ketahui katoda tidak hanya berasal dari nikel ada juga yang berasal dari phosphate dan besi sebagaimana kita kenal sebagai LFP," tuturnya.
"Namun apapun jenis katodanya, nikel atau LFP tetap membutuhkan anoda agar lithium baterai agar terus dapat berfungsi," sambung Luhut.
(can/fea)