Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya target industri di dalam negeri bisa menjadi pemasok komponen baterai untuk tiga juta mobil listrik.
Hal itu disampaikan Jokowi saat peresmian pabrik anoda, BTR New Energy Material, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kendal, Jawa Tengah yang diklaim bisa menghasilkan material anoda untuk 1,5 juta mobil listrik per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapasitas pabrik itu akan ditingkatkan pada tahun depan menjadi dua kali lipat hingga menjadi untuk 3 juta mobil listrik.
"Saya sangat senang bahwa di PT. BTR New Energy ini sudah bisa memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahunnya yang ini kalau dijadikan ke mobil ini akan menjadi 1,5 juta mobil listrik. Sangat besar sekali," kata dia, Rabu (7/8).
"Apalagi ditambah 80 ribu produksi 80.000 ton produksi di industri ini. Berarti akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahunnya. Sebuah jumlah yang sangat besar sehingga kita akan jadi pemasok terbesar baik EV baterai maupun kendaraan listriknya," sambung dia.
BTR adalah perusahaan China yang merupakan pemain utama dalam pemasok industri baterai, yakni pada komponen anoda dan katoda.
Anoda adalah salah satu komponen elektroda di baterai lithium yang berperan sebagai sumbu negatif, sementara nikel yang hilirisasinya sudah dilakukan di dalam negeri membentuk komponen katoda yang merupakan sumbu negatif.
Kendati diproduksi di Indonesia, Jokowi mengakui bahan baku anoda ini, seperti salah satunya natural grafit, diimpor dari Afrika. Namun untuk artificial grafit diambil dari kilang Pertamina di Riau.
"Dan juga untuk industri baterai litium kita memang enggak punya litiumnya, ambil dari Australia. Tapi nikelnya ada di Indonesia. Kalau terintegrasi semuanya dan jadi barang setengah jadi kita akan jadi pemasok global supply chain," kata Jokowi.
(can/fea)