Suzuki Indomobil Sales (SIS) dan Hyundai Motor Indonesia (HMID) kompak mengomentari sikap pemerintah yang tak memberikan insentif pada mobil elektrifikasi jenis hybrid.
Harold Donnel selaku Direktur Pemasaran SIS merespons positif terkait pernyataan pemerintah itu yang muncul lewat Menkoperekonomian Airlangga Hartarto.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dari Suzuki Indonesia mengapresiasi pemerintah atas support-nya terhadap industri otomotif," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/8).
Harold lanjut mengatakan perusahaannya percaya pemerintah telah memiliki peta jalan yang baik untuk indistri otomotif di dalam negeri.
Sementara HMDI, yang sebelumnya mengatakan meminta kejelasan insentif hybrid dari pemerintah, menyatakan patuh terhadap aturan yang ditetapkan.
"Hyundai siap mematuhi dan melaksanakan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer HMID, Kamis (8/8).
Hyundai merupakan salah satu pihak yang vokal terhadap benang kusut insentif hybrid. Hyundai, produsen mobil listrik pertama di Indonesia, sempat meminta kejelasan terkait subsidi itu lantaran banyak calon konsumen yang dikatakan menahan pembelian mobil baru sebab khawatir harga bisa turun setelah insentif terbit.
Airlangga pada Senin (5/8) memastikan pemerintah tak akan memberi tambahan insentif untuk sektor otomotif tahun ini.
Pernyataan ini berarti meliputi permintaan insentif mobil konvensional dan mobil hybrid yang sebelumnya diminta Gaikindo.
"Tentu kalau untuk otomotif kebijakan sudah dikeluarkan, jadi tidak ada kebijakan perubahan, atau tambahan lain," ucap Airlangga dikutip dari CNBC, Senin (5/8).
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan alasan mengapa insentif mobil hybrid tak diberikan lantaran penjualan mobil dianggap sudah membaik, terutama setelah Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.
(can/fea)