Pemerintah Kasih Sinyal Subsidi Motor Listrik Lanjut Tahun Ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara soal peluang subsidi Rp7 juta per unit untuk pembelian sepeda motor listrik yang telah berlangsung selama 2024 akan diperpanjang pada 2025.
Subsidi tersebut diberikan untuk mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di Tanah Air.
Lihat Juga : |
"Subsidi [motor listrik] harusnya masih tetap," kata Airlangga pada Jumat (7/2), dikutip dari Antara.
Ketika ditanya terkait kondisi fiskal dan keberlanjutan program tersebut, Airlangga mengatakan program subsidi motor listrik telah mendapat persetujuan pemerintah, sehingga tak mengganggu program lain.
"Mungkin [diperpanjang], karena sudah setuju semua. Jadi program tidak terganggu," tuturnya.
Menurut Airlangga, kebijakan subsidi motor listrik ini akan segera diterapkan saat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait diterbitkan.
"Ya segera [diterapkan]. Begitu PMK keluar, ya [kebijakannya] jalan," tambahnya.
Pada 2024, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan sejumlah syarat untuk pengajuan subsidi motor listrik. Syarat tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 21 Tahun 2023.
Peraturan tersebut adalah revisi dari Permenperin No. 6 Tahun 2023 yang mengatur panduan bantuan pemerintah untuk pembelian kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua.
Berdasarkan aturan ini, subsidi sebesar Rp7 juta diberikan untuk satu KTP. Artinya, setiap individu hanya dapat mengajukan subsidi motor listrik sebanyak satu kali.
Subsidi tersebut menekankan langkah pemerintah dalam mengakselerasi adopsi motor listrik di Indonesia sebagai bagian dari upaya transisi ke energi bersih.
Pada tahun lalu, pemerintah mengalokasikan 200.000 unit motor listrik baru dan 50.000 unit motor konversi dengan total anggaran mencapai Rp1,75 triliun.
Kuota ini direncanakan terus meningkat hingga mencapai 1 juta unit dan kemungkinan akan diperluas pada 2025.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi mengungkap saat ini masyarakat menyetop sementara pembelian sepeda motor listrik yang mengakibatkan stoknya menumpuk di dealer.
Menurut Budi harga yang dianggap masih tinggi di tengah kondisi ekonomi saat ini membuat konsumen memilih menunda pembelian sambil menunggu kejelasan subsidi dari pemerintah.
"Cukup banyak [stoknya], karena masyarakat stop buying untuk menunggu insentif subsidi," kata Budi saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/2), dikutip dari CNBC Indonesia.
(dmi/dmi)