Toyota Indonesia Bangun Stasiun Pengisian Hidrogen di Karawang
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di kawasan pabrik milik mereka, Karawang 3, Jawa Barat. Pembangunan fasilitas ini bagian upaya Toyota Indonesia mempercepat pengembangan ekosistem hidrogen di Tanah Air.
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto mengatakan fasilitas ini akan menjadi bagian penting dalam pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia.
"Kehadiran fasilitas HRS ini menjadi critical set guna utilisasi energi terbarukan mengingat renewable energy cukup melimpah," kata Nandi di Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/2).
Lihat Juga : |
HRS yang dibangun TMMIN ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pertamina, PLN, serta sejumlah akademisi dan industri terkait.
Langkah ini selaras komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060 serta bagian dari inisiatif Toyota Environmental Challenge (TEC) 2050.
Menurut penjelasan Nandi, HRS ini memiliki tekanan 700 bar dengan waktu pengisian hidrogen sekitar 3-5 menit. Ia berharap keberadaan fasilitas ini dapat menunjang mobilitas ramah lingkungan di masa depan.
"Semua ini merupakan kontribusi nyata dari Toyota Indonesia untuk mengurangi emisi. Toyota Indonesia memastikan setiap teknologi berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon," ujarnya.
Selain itu, Toyota juga mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil untuk mendukung teknologi hidrogen di Indonesia.
"Kami juga menyiapkan SDM untuk mendukung teknologi hidrogen di Indonesia. Semoga langkah kecil yang kita ambil hari ini dapat membawa dampak besar bagi lingkungan," tutupnya.
Toyota Indonesia melihat hidrogen sebagai salah satu solusi energi bersih masa depan. Hidrogen memiliki keunggulan sebagai bahan bakar ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon.
Selain itu, sumber daya alam di Indonesia yang melimpah, seperti air dan biomassa, dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen.
Saat ini, teknologi HRS di Toyota Indonesia masih menggunakan grey hydrogen, yaitu hidrogen yang diproduksi dari bahan bakar fosil.
Namun, dalam jangka panjang, Toyota menargetkan transisi ke green hydrogen melalui proses elektrolisis air yang menggunakan energi terbarukan.
Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia, Toyota berharap fasilitas HRS ini dapat mendukung pengisian bahan bakar untuk berbagai kendaraan berbasis hidrogen, seperti mobil, truk dan forklift.
Pengembangan infrastruktur hidrogen masih menghadapi tantangan, terutama dari sisi teknologi dan investasi. Namun, dengan adanya kerja sama lintas sektor, Toyota optimistis hidrogen dapat menjadi bagian penting dalam ekosistem energi terbarukan di Indonesia.
(can/fea)