Dalam rangka mendukung transisi menuju transportasi ramah lingkungan yang dicanangkan pemerintah, Xanh SM hadir sebagai layanan ride-hailing berbasis kendaraan listrik pertama di Indonesia. Inovasi ini menawarkan alternatif efisien dan hemat biaya bagi perusahaan yang ingin mengurangi emisi karbon dan mengoptimalkan pengeluaran operasional dalam perjalanan bisnis.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk menekan emisi di sektor transportasi serta mempercepat adopsi kendaraan listrik (EV). Namun, banyak perusahaan masih bergantung pada kendaraan berbahan bakar fosil karena terbatasnya pilihan transportasi yang ramah lingkungan dan terjangkau.
Xanh SM muncul sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan armada listrik yang siap mendukung mobilitas bisnis sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain melayani kebutuhan transportasi harian masyarakat, Xanh SM juga menjadi pilihan tepat bagi perusahaan yang ingin mengintegrasikan mobilitas ramah lingkungan ke dalam operasional mereka," bunyi keterangan tertulis, Kamis (6/3).
Berdasarkan studi Atlas Public Policy, penggunaan kendaraan listrik memberikan beberapa keuntungan finansial signifikan, antara lain pengurangan biaya perawatan hingga 40% dan penghematan biaya bahan bakar sekitar 40% hingga 65% dibandingkan kendaraan konvensional.
Tidak seperti kendaraan berbahan bakar fosil yang tetap mengonsumsi bahan bakar saat kondisi berhenti, kendaraan listrik menawarkan biaya pengoperasian yang lebih stabil dan ekonomis. Lebih sedikitnya komponen mekanis pada kendaraan listrik juga berarti lebih rendahnya kebutuhan perawatan.
"Xanh SM mengoptimalkan efisiensi operasional dengan menggunakan armada listrik secara keseluruhan. Pengemudi Xanh SM juga terlatih untuk menavigasi jalan dengan baik, membuat perjalanan lebih efisien dengan waktu tempuh lebih singkat," menurut keterangan resmi tersebut.
Didukung infrastruktur pengisian daya yang terus berkembang, layanan ini dirancang untuk memberikan pengalaman perjalanan bisnis yang nyaman dan tanpa kendala.
Di samping efisiensi operasional, menggunakan layanan Xanh SM juga membantu perusahaan mengelola pengeluaran lebih efektif. Dengan biaya operasional yang lebih rendah, perusahaan dapat mengalokasikan anggaran ke area lain, termasuk investasi dalam inisiatif ramah lingkungan yang lebih luas.
Penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti Xanh SM tidak hanya berdampak positif terhadap efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
Data terkini menunjukkan pergeseran preferensi konsumen yang signifikan menuju merek dengan komitmen keberlanjutan. Sebanyak 91% Gen Z cenderung memilih merek ramah lingkungan, sementara laporan Deloitte mencatat 64% Gen Z dan 63% milenial bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan berkelanjutan.
Integrasi transportasi listrik dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) membuka peluang kolaborasi untuk proyek kota rendah emisi atau pariwisata berkelanjutan. Secara internal, perusahaan juga dapat mendorong partisipasi karyawan melalui program insentif bagi pengguna transportasi ramah lingkungan.
Keunggulan operasional dan nilai tambah yang ditawarkan Xanh SM menjadikannya pilihan strategis bagi perusahaan yang ingin segera beradaptasi dengan tren ekonomi hijau.
Penggunaan layanan kendaraan listrik ini tidak hanya membantu penghematan biaya, tetapi juga menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi regulasi lingkungan yang kian ketat dan persaingan global yang mengedepankan keberlanjutan.
Dengan hadirnya Xanh SM, langkah menuju masa depan yang lebih hijau dan efisien semakin nyata, sekaligus memberikan alternatif mobilitas yang mendukung komitmen keberlanjutan perusahaan secara menyeluruh.
(rir)