Viral Penumpang Tegur Sopir Soal Kipas AC Maksimal Belum Tentu Dingin
Sebuah video viral di Instagram menampilkan seorang penumpang menegur pengemudi taksi online karena menyetel kecepatan kipas (blower) AC mobil dalam mode paling tinggi.
Perdebatan pun terjadi antara penumpang dan sopir tersebut. Menurut penumpang, putaran kipas tertinggi justru tidak akan mendinginkan interior, melainkan hanya semburan angin yang kuat.
Lantas bagaimana mana yang benar? Berikut penjelasannya.
Menghidupkan AC mobil dengan kecepatan kipas paling tinggi ternyata memang belum tentu membuat udara di kabin terasa lebih dingin. Justru dalam banyak kasus, embusan angin yang keluar cenderung kurang sejuk dibandingkan jika kipas diatur di level rendah atau sedang.
Lihat Juga : |
Evaporator yang berfungsi mendinginkan
Sejumlah pengemudi mengira semakin kencang embusan udara, maka suhu udara yang keluar dari blower juga akan semakin dingin. Padahal, blower atau kipas bukan komponen utama yang menentukan suhu, melainkan hanya bertugas mengalirkan udara ke dalam kabin.
Komponen yang paling menentukan dingin tidaknya hembusan AC justru adalah evaporator, atau disebut juga koil pendingin. Di sinilah udara dari luar atau dalam kabin disalurkan untuk didinginkan sebelum dihembuskan lewat blower.
Cara kerjanya, freon (zat pendingin) yang telah dikompresi oleh kompresor mengalir ke dalam evaporator. Freon ini memiliki suhu yang sangat rendah, saat udara mengalir melewati permukaan evaporator, panas dari udara tersebut diserap oleh freon, sehingga udara yang keluar menjadi lebih sejuk.
Lihat Juga : |
Mode blower tinggi penyebab penyerapan panas dari udara tidak maksimal
Pada kecepatan tinggi, aliran udara dari blower terlalu cepat melewati evaporator atau koil pendingin. Akibatnya, udara tidak cukup lama bersentuhan dengan permukaan dingin untuk menyerap suhu secara maksimal.
Semakin cepat udara melintas, semakin sedikit panas yang bisa ditarik dari udara tersebut. Hasil akhirnya, suhu embusan udara cenderung lebih hangat dibandingkan saat kipas disetel pada kecepatan lebih pelan.
Tak hanya itu, proses dehumidifikasi atau penghilangan uap air juga bekerja lebih baik saat kipas berputar lambat. Udara yang mengendap lebih lama dalam koil akan kehilangan lebih banyak kelembapan, sehingga terasa lebih sejuk ketika mengenai kulit.
Efisiensi kerja kompresor juga turut dipengaruhi. Di mode kipas rendah, suhu dalam kabin turun lebih stabil, memungkinkan kompresor bekerja dalam durasi yang lebih efisien. Sebaliknya, di kecepatan tinggi, kompresor cenderung lebih sering menyala-mati (cycling), yang justru mengurangi efektivitas pendinginan.
Dengan kata lain, sirkulasi udara yang terlalu cepat memang membuat kabin lebih cepat terasa 'berangin', tapi tidak selalu lebih dingin.
Untuk mendapatkan pendinginan optimal, disarankan mengatur kecepatan kipas di tingkat rendah hingga sedang. Pastikan AC berada di mode Cool, bukan Fan atau Dry, dan rutin membersihkan filter serta koil pendingin untuk menjaga performa.
(job/mik)