Nyetir Mobil Hybrid Honda Tak Khawatir Seperti Mobil Listrik

HPM | CNN Indonesia
Senin, 25 Agu 2025 16:00 WIB
Respons positif pada lini mobil hybrid Honda ini salah satunya tercermin pada statistik penjualan Honda STEP WGN e:HEV yang langsung diboyong 39 unitnya dalam kurun waktu 10 hari pameran GIIAS 2025. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah tren global otomotif lagi ramai-ramainya mengarah ke kendaraan listrik (BEV), pasar mobil di Indonesia ternyata punya cerita sendiri. Masyarakat justru lebih sreg memilih mobil berteknologi hybrid karena tidak ada kekhawatiran daya baterai habis sebelum sampai tujuan untuk sementara ini.

Kondisi itu yang menjadi alasan mendasar mengapa mobil hybrid masih sangat populer di Indonesia ketimbang BEV. Di satu sisi, pemiliknya masih tetap berkontribusi mengurangi emisi gas buang tanpa ada rasa khawatir mobil mogok di jalan seperti hanya mengendarai Honda STEP WGN e:HEV.

Keunggulan mobil hybrid pun dibenarkan oleh pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu. Ia bilang alasan masih banyak orang memilih mobil hybrid karena enggak ribet, efisiensi plus fleksibel untuk sehari-hari hingga perjalanan ke luar kota.

"Karena konsumen lebih memilih hybrid untuk efisiensi bahan bakar dan fleksibilitas tanpa ketergantungan infrastruktur pengisian dayanya," kata Yannes saat dihubungi oleh CNNIndonesia, Selasa (12/8).

Menariknya lagi, tren ini ternyata banyak datang dari mereka yang usianya mapan. Kelompok generasi yang memasuki usia matang hingga uzur ini lebih pilih main aman daripada FOMO ikutan tren mobil listrik. Belum lagi harga jual mobil listrik yang anjlok membuat mobil tanpa emisi itu semakin dihindari oleh sejumlah kalangan.

"Minat konsumen kelompok usia mature terhadap hybrid tetap tinggi di kalangan Gen X dan Baby Boomers yang mengutamakan practicality dan reliability tanpa range anxiety, dan nilai jual kembali stabil," tuturnya.

Mereka yang lebih pilih mobil hybrid pakai alibi kalau tidak perlu lagi adaptasi karena merasa masih sama seperti mobil dengan mesin pembakaran dalam (ICE). Berbeda dengan mobil listrik yang pola pemakaiannya harus berubah.

"Konsumen memilih mobil hybrid karena mereka tidak perlu mengubah kebiasaan lamanya yang menggunakan mobil ICE, yang harus bergantung pada infrastruktur SPKLU yang terbatas, apalagi untuk perjalanan jauh ke luar kota besar," ucap Yannes.

Yannes berujar, mengacu pada hasil sejumlah riset penjualan mobil hybrid di Indonesia akan terus meledak dan pilihan tepat sebagai jembatan transisi ke BEV. Bahkan menurutnya akan ada car enthusiast yang sampai kapan pun tetap mantap setia mengendarai mobil hybrid sampai infrastruktur mobil listrik sangat memadai di Indonesia.

"Pasar mobil hybrid di Indonesia diprediksi akan bertahan sebagai segmen jangka panjang daripada sekadar transisi menuju EV karena fokus BEV lebih kepada kota-kota besar berpolusi tinggi, terutama Jabodetabek. Untuk wilayah kota kecil yang tidak memiliki SPKLU utamanya di luar Jawa penjualan hybrid cenderung berkembang," ujarnya.

Masih tingginya peminat mobil hybrid tercatat dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Penjualan wholesales mobil hybrid selama 2024 sebesar 56.906 unit, atau naik 8,25 persen dari sebelumnya 52.568 unit.

Sementara itu angka penjualan BEV tercatat lebih rendah dengan total 44.557 unit, namun terjadi lonjakan dibanding data tahun 2023 sebanyak 17.058 unit.

Honda sebagai salah satu penyumbang mobil hybrid di Tanah Air.

Perilaku konsumen beberapa tahun terakhir itu jadi peluang bagi Honda yang telah mengembangkan teknologi hybrid mereka dengan sangat matang. Honda punya modal kuat dan kesiapan mumpuni kalau bicara soal jenis mobil hybrid yang membuat mereka sudah established menduduki posisi-posisi atas pada segmen ini di Indonesia.

Kepercayaan konsumen pada mobil hybrid Honda kian kuat karena Honda sedari dulu sudah menjadi top of mind di benak masyarakat sebagai merek yang kredibel.

Citra ini lahir dari reputasi konsistensi Honda dalam menghadirkan berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga di mana pun seluruh Indonesia pasti tidak sulit menjumpai produk Honda di jalanan.

Bukan cuma tentang produknya, layanan purna jual Honda juga memiliki nilai plus tersendiri.

Persebaran dealer dan bengkel resmi bisa ditemui di berbagai kota seluruh Indonesia untuk mengakomodasi layanan seperti perawatan berkala, suku cadang orisinil, bahkan hingga layanan perbaikan darurat. Di sinilah konsumen merasa dilindungi dari sisi layanan.

Berbagai hal tadi yang membuat timbulnya rasa tenang saat memiliki kendaraan hybrid di katalog yang Honda sajikan.

Kemudian, resale value juga menjadi aspek yang membuat Honda semakin sulit ditandingi.

PT Honda Prospect Motor (HPM) resmi meluncurkan Honda Step WGN e:HEV dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Mobil hybrid ini dibanderol Rp629 juta on the road (OTR) Jakarta. (CNN Indonesia/Joakhim Tharob)

Sejumlah konsumen menilai kalau membeli mobil Honda itu seperti investasi bagi mereka. Mobil yang dibeli hari ini tetap punya nilai jual kembali yang tinggi walau statusnya nanti sudah bekas.

Kemudian, soal teknologi hybrid Honda mengusung sistem e:HEV yang dirancang agar efisien sekaligus praktis untuk sehari-hari. Sistem ini tidak butuh listrik eksternal, motor listrik mengisi baterai sendiri selama berkendara.

Menjadikannya ideal untuk kondisi jalan di Indonesia yang infrastruktur mobil listrik masih sangat terbatas.

Teknologi e:HEV dari Honda menyesuaikan dengan profil kebutuhan beragam konsumen, mulai dari sedan, SUV dan MPV terbaru yakni Honda STEP WGN e:HEV. Strategi ini tidak hanya mendekatkan konsumen pada teknologi elektrifikasi, tetapi juga menjaga kenyamanan lifestyle sehari-hari tanpa repot.

Respons positif pada lini mobil hybrid Honda ini salah satunya tercermin pada statistik penjualan Honda STEP WGN e:HEV yang langsung diboyong 39 unitnya dalam kurun waktu 10 hari pameran GIIAS 2025.

Angka itu menjadi penanda bahwa kombinasi Honda dari segi kredibilitas merek, layanan purna jual, dan harga jual kembali yang tinggi, serta teknologi e:HEV menjadi ciri khas untuk merebut hati konsumen.

(tim/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK