Prediksi Terbukti, Pemasok Komponen Tergerus Mobil Listrik hingga PHK

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2025 14:47 WIB
Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal GIAMM menjelaskan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri komponen otomotif telah terjadi sejak pertengahan 2024.
Industri pemasok komponen mobil terhimpit keberadaan mobil listrik. CNNIndonesia/Febri Ardani
Jakarta, CNN Indonesia --

Peralihan industri otomotif menuju kendaraan listrik membawa tantangan baru bagi pemasok komponen mobil di Tanah Air. Jika selama ini mereka bergantung suku cadang konvensional, seperti tangki bensin, hingga knalpot, kini hal tersebut jelas berkurang.

Kondisi itu turut diakui Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), sebagai asosiasi industri pemasok komponen otomotif nasional. Bahkan situasi tersebut memberi dampak pada anggotanya yang kini terpaksa merumahkan sejumlah pegawainya.

Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal GIAMM menjelaskan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri komponen otomotif telah terjadi sejak pertengahan 2024. Kata dia hal ini terjadi akibat akumulasi atas situasi pasar otomotif yang turun sejak 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rachmat mengurai kondisi pasar otomotif yang amburadul membuat pasokan komponen ke pabrikan turun sekitar 28 persen, per 22 Juli 2025.

Penyebab lain adalah meningkatnya impor truk CBU untuk kebutuhan pertambangan turut menekan pasar. Sementara itu pasar mobil listrik di Tanah Air memang mengalami pertumbuhan, tetapi kendaraan jenis tersebut tak membutuhkan komponen sebanyak mobil konvensional.

"Itu sebagai akumulasi penurunan pasar sejak 2023 sampai sekarang, karena supply ke pabrikan mobil berkurang 28 persen 22 July 2025. Plus berkembangnya marker share BEV (battery electric vehicle) 10 persen, ditambah import truk CBU untuk tambang," kata Rachmat saat dihubungi, Rabu (27/8).

"Total pasar tergerus lebih dari 38 persen, dengan sangat terpaksa beberapa industry komponen atau part yang tidak bisa ekspor mengurangi karyawannya," ucapnya lagi.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pernah menyebut kendaran listrik cuma didukung 20 ribu komponen, sementara kendaraan konvensional ditopang 30 ribu komponen. Artinya ada sekitar 10 ribu komponen yang biasa diproduksi untuk kendaraan konvensional tak lagi terpakai pada era kendaraan berbasis baterai.

Sebagian komponen yang hilang ini di antaranya mesin (kepala silinder), manual transmisi, knalpot, hydraulic brake, busi, dan tangki bahan bakar. Dan sektor itu sudah menahun dibuat oleh industri komponen dalam negeri. Kondisi ini sudah diprediksi beberapa tahun lalu bahkan sebelum banyak perusahaan mobil listrik beroperasi di Indonesia.

Rachmat tidak menyebut jumlah pekerja terdampak, namun dari laporan perusahaan anggota GIAMM, jumlah karyawan kena PHK bervariasi mulai dari 3 persen sampai 23 persen dari total pekerja sebuah perusahaan komponen.

Saat ini GIIAM beranggotakan 250 perusahaan komponen berskala kecil hingga berstatus industri semi padat karya.

"Berdasarkan informasi anggota, pengurangan karyawan sebenarnya mulai terjadi di pertengahan 2024. Berdasarkan info per Juli kemarin pengurangan karyawan bervariasi 3-23 persen tergantung dari jenis perusahaan masing-masing," tutup Rachmat.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER