Honda Khawatir Aksi Anarkis Berdampak ke Penjualan Kendaraan
Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director Honda Prospect Motor (HPM) aksi anarkis yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia saat ini berpotensi berdampak pada penjualan kendaraan dan menurunkan kepercayaan investor otomotif.
Billy menilai, beberapa strategi yang disiapkan untuk mendongkrak penjualan bisa saja meleset karena aksi demo hingga pengrusakan.
"Kondisi yang tidak stabil bisa berdampak terhadap kepercayaan investor dan konsumen. Karena itu kami percaya bahwa pemerintah dan seluruh pihak terkait akan berupaya membuat situasi kembali kondusif sehingga industri dan ekonomi akan tetap terjaga," kata Billy ketika dihubungi CNNIndonesia, Senin (1/9).
Ia mengatakan pentingnya kondisi kondusif guna keberlangsungan industri otomotif. Maka dari itu, pihaknya berharap situasi ke depan dapat berjalan normal sehingga aktivitas bisnis berjalan sesuai rencana.
"Kami melihat stabilitas menjadi faktor penting bagi keberlangsungan industri, dan kami berharap situasi tetap kondusif agar aktivitas bisnis dapat terus berjalan," ucap Billy.
"Kami percaya pemerintah akan mengambil langkah terbaik untuk menjaga stabilitas dan mendukung iklim usaha yang positif ya," ujar Billy kemudian.
Lebih lanjut, Billy mengatakan semua dealer dan bengkel Honda tetap beroperasi normal di tengah situasi panas saat ini.
"Sejauh ini seluruh dealer dan bengkel Honda masih beroperasi seperti biasa. Namun tentu kami terus memantau kondisi di lapangan dan akan selalu mengutamakan keselamatan karyawan maupun konsumen," tutur Billy.
Aksi unjuk rasa telah terjadi dalam satu pekan terakhir di Jakarta, dan kini meluas di berbagai wilayah Indonesia.
Semula, demo ini hanya menuntut DPR untuk membatalkan tunjangan yang dinilai terlalu tinggi, sebab tak sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat saat ini
Namun, demo ini berubah jadi anarkis ketika salah satu masyarakat yang berprofesi sebagai ojek online bernama Affan Kurniawan, tewas, akibat dilindas kendaraan taktis milik Korps Brimob.
Atas hal tersebut massa makin tak terkendali hingga merusak berbagai fasilitas umum di Ibukota.
Tak hanya itu massa juga mulai menargetkan rumah sejumlah pejabat DPR hingga kementerian untuk dijarah dan dirusak. Mereka yang kediamannya menjadi sasaran di antaranya anggota DPR Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Naffa Urbach, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.
(ryh/mik)