Meksiko Mulai Gerah, Tarif Impor Mobil China Bakal Naik 50 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 12 Sep 2025 18:00 WIB
Ilustrasi. Meksiko berencana menaikkan tarif hingga 50 persen untuk impor mobil listrik dari China dan beberapa negara Asia lainnya. (Foto: Aion Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Meksiko berencana menaikkan tarif hingga 50 persen untuk impor mobil listrik dari China dan beberapa negara Asia lainnya. Ini untuk menyiasati masifnya impor mobil-mobil asal pabrikan China.

Saat ini tarif impor yang diberlakukan sekitar 15-20 persen, namun pemerintah Meksiko kini berencana menaikkannya menjadi 50 persen. Wacana ini sudah diajukan ke parlemen Meksiko sebagai bagian dari paket tarif untuk sekitar 1.400 produk, tidak hanya mobil.

Wacana ini lahir dari pertimbangan diplomatis pemerintah Meksiko yang menyadari hubungan dagang dengan China dapat merenggangkan hubungannya dengan Amerika Serikat. Selain itu, pemerintah juga menegaskan langkah ini bertujuan untuk menopang industri otomotif dalam negeri.

Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard Casaubon, mengatakan kebijakan ini nantinya akan menyasar ke negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang bebas dengan Meksiko.

Menurut Ebrard sektor otomotif krusial karena menjadi tulang punggung ekonomi, sehingga wajib mengambil langkah untuk melindungi industri di dalam negeri.

"Industri otomotif Meksiko menyumbang 23 persen dari manufaktur nasional, jadi harus kami lindungi," ujar Ebrard, dikutip dari Carscoops, Jumat (12/9).

Meksiko masih memiliki dan terikat dengan perjanjian dagang bersama Amerika Serikat dan Kanada (USMCA). Tahun depan perjanjian ini akan ditinjau ulang termasuk soal evaluasi data yang menunjukkan peningkatan signifikan impor mobil China ke Meksiko tiap tahun.

Hal yang menjadi masalah dari mobil China di Meksiko adalah harganya yang terlampau murah. Pangsa pasar dalam negeri akhirnya berbondong-bondong menaruh minat ke mobil China.

Kondisi pasar demikian bermuara pada berdampaknya ketersediaan lapangan kerja untuk warga lokal. Ebrard bahkan bilang kalau sekitar 320 ribu pekerjaan bisa terdampak jika tidak ada tindakan.

Wacana tarif baru ini berpotensi memengaruhi sejumlah negara lain selain China, tetapi juga di antaranya Korea Selatan, India, Rusia, Thailand, Turki, bahkan Indonesia.

(job/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK