Penjualan sepeda motor listrik terpuruk tahun ini usai insentif Rp7 juta dihentikan pemerintah. Salah satu produsen, Polytron, berupaya menjaga momentum dengan menawarkan motor listrik menggunakan diskon yang nilainya sama.
Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, menjelaskan usai insentif berhenti pada Oktober 2024, penjualan motor listrik menukik tajam. Kata dia sepanjang 2024 sebanyak hampir 60 ribu unit terjual, sedangkan tahun ini diperkirakan hanya 20 ribuan unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia berdasarkan sisi pelaku bisnis mengharapkan bantuan pemerintah berupa insentif lanjutan agar industri motor listrik bergerak. Namun dia juga menilai harus realistis apakah pemerintah bisa memberikan insentif itu.
Demi menjaga permintaan, produsen disebut melakukan serangkaian strategi, salah satunya menawarkan diskon ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kita sebagai pelaku bisnis, kita juga enggak mau berdiam diri sehingga kita juga memberikan diskon. Masing-masing perusahaan juga memberikan diskon sendiri-sendirilah sesuai kapasitas mereka dengan harapan itu tadi, bisa menimbulkan demand atau permintaan. Mereka enggak usah menunggu subsidi dari pemerintah (untuk) tetap membeli motor listrik ini," kata Tekno di tayangan wawancara bersama CNBC Indonesia, Selasa (7/10).
Menurut dia produsen juga punya tujuan membangun industri dalam negeri. Tekno meyakini motor listrik bakal punya pasar besar di Indonesia.
"Saya enggak bisa berbicara untuk yang lain ya, tapi buat Polytron karena kita tujuannya adalah membangun industri dalam negeri, buat kita, kita harus menyeimbangkan ya antara apakah produksi di pabrik tetap jalan atau kita harus menelan kerugian dari subsidi ini atau program diskon," ucap dia.
Polytron menawarkan diskon senilai subsidi, yakni sebesar Rp7 juta, buat model Fox-R, Fox 200 dan Fox 500. Namun diskon itu hanya berlaku 1-30 September 2025 berdasarkan keterangan di situs resmi mereka.
Insentif motor listrik sebenarnya sudah disiapkan pemerintah tahun ini, tetapi selalu mundur dari wacana jadwal. Awalnya insentif itu disebut Kementerian Perindustrian bakal dirilis pada Agustus namun sampai sekarang tak pernah datang.
(fea)