Uji Jalan Biodiesel B50 Sudah Dimulai, Bakal Berjalan 6 Bulan

CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2025 18:30 WIB
Airlangga Hartarto mengungkap uji jalan B50 sudah dimulai untuk diterapkan 2026. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan uji jalan bahan bakar minyak (BBM) biodiesel 50 (B50) sudah dimulai. Pemerintah berencana menerapkan B50 pada tahun depan.

"Ini sedang dilakukan 'road test' sampai enam bulan ke depan," kata Airlangga di acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9/10), diberitakan Antara.

Pemerintah sudah menerapkan implementasi B40 sedari 1 Januari 2025 buat menggantikan program sebelumnya B35. Mulai tahun depan rencananya B50 diterapkan, BBM ini adalah campuran 50 persen solar dan 50 persen crude palm oil (CPO).

Airlangga menjelaskan implementasi B50 butuh CPO. Dia bilang bakal menjadwalkan Rapat Kerja Nasional Komite Pengarah (Komrah) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) terkait hal itu.

"Nanti kami jadwalkan (Rapat Komrah), tetapi 'road test' (uji jalan) sudah mulai," ucapnya.

Uji jalan B50

Pengetesan B50 dilakukan di berbagai kendaraan secara paralel menurut pernyataan terpisah dari Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi.

"Kalau tesnya ada di lokomotif, ada kereta, ada mesin kapal, ada gensetnya di PLTU (pembangkit listrik tenaga uap)," tutur Eniya.

Dia juga menuturkan B50 tetap dikejar untuk 2026, meski demikian ada pilihan juga menerapkan B45. B45 jadi dipertimbangkan karena kebutuhan kebutuhan dan volume FAME atau Fatty Acid Methyl Ester yang didapat dari CPO.

Kebutuhan FAME buat B45 sebesar 17 juta kiloliter, sedangkan untuk B50 sebanyak 19 juta kiloliter. Saat ini ketersediaan FAME pada 2025 sekitar 15,6 juta kiloliter.

Hingga September implementasi B40 sudah mencapai 10 juta kiloliter, sekitar nyaris 65 persen dari target 15,6 juta kiloliter.

Penerapan B50 digaungkan pemerintah sebagai upaya kemandirian BBM, meningkatkan ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan impor BBM dan menghemat devisa negara.

Walau begitu penerapan B50 bukan berarti tanpa kendala teknis. Pasalnya BBM jenis ini berpotensi merusak mesin diesel jika tak ada penyesuaian karena titik nyalanya lebih tinggi.

(fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK