Gaikindo: Mobil Setelah 2000 Bisa Adopsi Etanol E10 Tanpa Modifikasi
Asosiasi perusahaan otomotif besar di dalam negeri, Gaikindo, menjelaskan bahwa penerapan bahan bakar minyak (BBM) campuran etanol 10 persen (E10) di Indonesia seharusnya bukan masalah.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara memaparkan kendaraan yang diproduksi setelah 2000 secara umum kompatibel E10 tanpa perlu ada modifikasi.
"Kita sudah lama melakukan kajian, percobaan, dan berbagai macam. Jadi, kalau secara global saya sudah lihat dengan E10, jadi kendaraan-kendaraan yang dibuat di setelah tahun 2000, itu harusnya sudah mampu mengadopsi itu (BBM E10), tidak ada masalah," kata Kukuh di Jakarta, diberitakan Antara, Rabu (16/10).
Bahkan dia menyebut pengujian BBM etanol dengan kadar lebih tinggi sudah dilakukan di dalam negeri.
"Kita sudah buat percobaan sampai E20 pun tidak ada masalah. Di Brazil saja sudah bisa sampai E100, bahkan di sini pun kita sudah uji coba," tambahnya.
Gaikindo mendukung penerapan E10 sebab secara teknis memang memungkinkan. Selain itu BBM jenis ini bakal membantu negara menurunkan emisi karbon dan meningkatkan pemakaian energi terbarukan.
Saat ini road map implementasi E10 masih disusun pemerintah. Sebelumnya pemerintah sudah menerapkan mandatory biofuel berupa campuran Solar dan minyak mentah sawit (crude palm oil/CPO) menjadi biodiesel buat mesin diesel.
Saat ini Biodiesel B40, yaitu 60 persen Solar dan 40 persen CPO, diterapkan di dalam negeri. Pemerintah rencananya bakal menaikannya menjadi B50 pada tahun depan.
(fea)